SuaraSumbar.id - Terletak di kaki Gunung Sindoro dengan ketinggian 1.000-1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Desa Bansari memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakatnya yang berjumlah 4.900 jiwa.
Lahan-lahan perkebunan dan pertanian terhampar di desa tersebut. Sebagian besar di antaranya adalah perkebunan melon, kopi, tembakau, dan bawang merah.
Karena terletak di ketinggian, Desa Bansari juga punya kekayaan wisata alam. Kearifan lokal berupa kesenian Jaran Kepang, Kubro Siswo, dan Karawitan, serta industri kreatifnya turut menyokong sektor wisata Desa Bansari.
Menyadari potensi tersebut, Desa Bansari pun melakukan sejumlah inovasi, seperti pemanfaatan teknologi smart internet of things (IoT) untuk membantu memantau lahan dan hasil pertanian, hidroponik greenhouse untuk budi daya melon, dan penggunaan energi listrik terbarukan, seperti panel surya.
Baca Juga: Perayaan BRI Kuat & Hebat di Usia 128 Tahun Berlangsung Meriah
Kepala Desa Bansari Herlan mengatakan, inovasi di sektor pertanian dapat memaksimalkan hasil alam desanya. Penerapan smart farming greenhouse, misalnya, berhasil meningkatkan kualitas melon Desa Bansari.
“Melon kami itu kualitasnya premium. Ada yang jenisnya seperti di Jepang dan Korea Selatan. Dalam membudidayakan melon, kami menggunakan smart farming yang dilakukan di hidroponik greenhouse. Ini kami lakukan agar kualitas melon yang dihasilkan terjaga,” ujar Herlan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/1/2024).
Peningkatan kualitas tersebut, lanjut Harlan, membuat para petani di desanya tak kesulitan dalam memasarkan melon karena telah memiliki banyak pembeli tetap.
Komoditas tembakau pun demikian. Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Tirta Sembada, Hendi Nurseto menjelaskan, tembakau Desa Bansari merupakan salah satu produk yang termahal di dunia.
“Di sini, kami punya lahan tembakau seluas 250 hektare. Saking pentingnya produk ini, kami juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menjaganya. Sebab, tembakau kami masuk dalam Program Superprioritas Nasional. Kami juga punya kopi dan bawang merah yang jadi keunggulan di sini,” kata Hendi.
Memperkuat penjelasan Harlan, inovasi di sektor pertanian, jelas Hendi, merupakan bagian dari rencana jangka pendek dan panjang Desa Bansari untuk membangun ketahanan ekonomi di masa depan.
Berita Terkait
-
Semakin Berkembang Diberdayakan BRI, Warung Legendaris di Pasar Beringharjo Ini Laris Manis
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor
-
Cum Date Jatuh di 10 April 2025, Jangan Lewatkan Kesempatan Dapatkan Dividen Rp31,4 Triliun BRI
-
Website Resmi BRI, Jangan Sampai Tertipu Link Palsu
-
Pemberdayaan BRI Bawa Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Tembus Pasar Internasional
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
Terkini
-
Pasaman Diguncang Gempa 4,3 Magnitudo, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami!
-
Warung Bu Sum Sate Kere Beringharjo: Makin Berkembang Berkat KUR BRI
-
21 Orang Tewas Kecelakaan Selama Lebaran 2025 di Sumbar, 213 Orang Luka-luka!
-
Sukses Ekspor Berkat BRI, UMKM Asal Sidoarjo Raup Omzet Fantastis
-
BRI Bagikan Dividen Rp31,4 Triliun pada 10 April 2025