Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 14:21 WIB
Masyarakat melihat dari dekat tumpukan bebatuan yang diduga sebagai kekar kolom atau columnar joint di Kabupaten Padang Pariaman. [Dok.Antara/Muhammad Zulfikar]

SuaraSumbar.id - Kawasan temuan tumpukan batu yang diduga kekar kolom columnar joint di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), disterilkan sementara dari aktivitas penambangan galian C hingga statusnya sebagai cagar geologi dipastikan.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Heri Martinus mengatakan, pihaknya bersama inspektur tambang dan pemilik lahan sudah turun langsung ke lapangan.

"Kami ikut membawa inspektur tambang Kementerian ESDM karena di lokasi itu ada satu Izin Usaha Pertambangan (IUP) galian C," ujarnya, Jumat (20/10/2023).

Menurutnya, hasil tinjauan lapangan tersebut sudah dirapatkan bersama dan diambil kesepakatan bahwa kawasan yang secara visual diduga cagar geologi tersebut dibuat pagar pengaman dan disterilkan dari aktivitas penambangan untuk sementara.

Baca Juga: PLTU Teluk Sirih dan PLTU Ombilin di Sumatera Barat Bakal Ditutup 2060, Ini Alasannya

Menurutnya, kewenangan untuk menetapkan suatu kawasan sebagai cagar geologi adalah domain dari kabupaten/kota. Namun untuk penetapannya dibutuhkan penelitian dan pendapat dari para ahli.

Untuk itu Pemprov Sumbar akan membentuk tim yang dipimpin Dinas Kebudayaan yang juga akan mengikutsertakan para ahli dari kementerian dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) untuk memastikan status kawasan tersebut dan sampai sejauh mana gugusan geologinya.

Heri Martinus menyebut pemilik IUP galian C di lokasi tersebut telah setuju untuk melakukan pemagaran terhadap columnar joint, terutama yang terlihat secara visual.

Sebelumnya, Ahli Geologi dan Vulkanologi Sumatera Barat (Sumbar) Ade Edward menilai pemerintah harus segera mengajukan temuan itu agar ditetapkan menjadi kawasan cagar geologi atau geoheritage nasional.

Ia menyebut columnar joint di Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, itu tergolong unik dan langka karena itu sangat sayang jika habis karena aktivitas pertambangan. (Antara)

Baca Juga: Pastikan Temuan Diduga Kekar Kolam di Padang Pariaman, Pemprov Sumbar Libatkan Ahli Geologi

Load More