Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 13 Juni 2023 | 09:37 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. [Suara.com/B Rahmat]

SuaraSumbar.id - Transaksi misi dagang Jawa Timur dan Sumatera Barat (Sumbar) telah menembus angka Rp231,7 miliar. Hal itu terhitung hingga 12 Juni 2023 sekitar.

"Transaksi ini akan terus bergerak hingga beberapa hari kedepannya," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat gelar misi dagang Hotel ZHM Premier Padang, Senin (12/6/2023).

Menurutnya, perputaran transaksi ini merupakan salah tujuan misi dagang antara pemerintah Jawa Timur dengan Provinsi Sumatera Barat.

"Sama-sama kita ketahui, juga ada MoU antar OPD juga. Ini bukti dari sinergitas antara kedua provinsi ini terjalin dengan baik," ungkapnya.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Khofifah Indar Parawansa Bakal Duet dengan Anies Baswedan dalam Kontestasi Pemilu 2024?

Adapun komoditi tertinggi dalam transaksi tersebut antara lain, Pakan Ikan dan Udang, komoditas cengkeh dan tangkai cengkeh, kerjasama peternakan sapi, kerjasama pembangunan perumahan, kerjasama pengembangan porang, benih pertanian, bahan bangunan, makanan Ringan, Pupuk, Jagung, kentang, Jahe gajah, sarang walet, ayam potong dan tulang ikan.

"Misi dagang dan investasi menjadi salah satu strategi efektif untuk penguatan koneksitas perdagangan antar daerah baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

Karena itu, sejak dirinya memimpin Jatim, Sumbar merupakan provinsi ke-32 yang menjadi tujuan Misi Dagang dan Investasi.

"Alhamdulillah, Komitmen transaksi ditutup dengan capaian 37 transaksi senilai Rp. 231,7 milyar,” tuturnya.

Ditambahkannya, selama menggelar misi dagang ke berbagai daerah di dalam maupun luar negeri, selalu ada peluang-peluang usaha yang baru. Berharap peluang usaha yang dibuka jalannya oleh Pemprov Jatim juga bisa bermanfaat untuk provinsi lain.

Baca Juga: Misi Dagang di Sumbar Catatkan Transaksi hingga Rp231,7 Miliar

"Salah satunya saat kami misi dagang di Malaysia pada Desember tahun lalu, mereka membutuhkan kelapa banyak sekali. Nah, kalau dikirim dari Jatim, biayanya pasti akan besar. Jauh lebih hemat bila dikirim dari Sumbar," ujarnya.

"Saat ini produk kelapa tidak hanya daging saja yang dibutuhkan. Misi dagang kami ke Hongkong beberapa waktu lalu, awalnya mereka membutuhkan arang kelapa, kemudian sekarang berkembang menjadi arang kelapa berbentuk cair," imbuhnya.

Jaringan perdagangan ini pula yang ikut ditawarkan oleh Gubernur Khofifah kepada Pemprov Sumbar. Tujuannya tak lain, agar perekonomi kedua daerah bisa berkembang dan tumbuh bersama secara inklusif.

"Kami harap jaringan perdagangan Jatim ini juga bisa diakses Sumbar. Karena Jatim dan Sumbar memiliki satu kesamaan yakni merupakan tempat kelahiran Sang Proklamator Republik Indonesia," katanya.

Tidak hanya misi dagang dan investasi, pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk penandatanganan MoU G to G (Government to Government) antar OPD di kedua provinsi. Ini menjadi wujud komitmen sinergitas antara Jatim dan Sumbar.

Sejumlah OPD yang melakukan MoU antara lain Disperindag Jatim dengan Disperindag Sumbar, Diskop UKM Jatim dengan Diskop UKM Sumbar, Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatimbdengan Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar. Serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim dengan Dinas Pangan Sumbar.

Selanjutnya, DPMPTSP Jatim dengan DPMPTSP Sumbar, Dinas ESDM Prov. Jatim dengan Dinas ESDM Sumbar, Disbudpar Jatim dengan Disbudpar Sumbar, BPSDM Jatim dengan BPSDM Sumbar, serta Bapenda Jatim dengan Bapenda Sumbar.

Selain G to G, juga dilakukan penandatanganan kerja sama B to B atau antar pelaku usaha di kedua daerah. Mereka antara lain PT. Jamkrida Jatim dengan PT. Jamkrida Sumbar, PT Jatim Graha Utama dengan PT Borcid Jaya Persada, PT. Loka Refractories Wira Jatim dengan PT. Atarindo Prima Internusa, PT. Moya Kasri Wira Jatim dengan UD. Semesta Mas & Co (SMC), PT. Adi Graha Wira Jatim dengan PT. Balairung Citrajaya (Perseroda), dan PT. Adi Graha Wira Jatim dengan dengan ASITA Prov. Sumatera Barat.

Diikuti pula dengan asosiasi-asosiasi pelaku usaha antara kedua daerah yakni KADIN Jawa Timur dengan KADIN Sumatera Barat, IWAPI Jawa Timur dengan IWAPI Sumatera Barat, FORKAS Jawa Timur dengan REI Sumatera Barat, REI Jawa Timur dengan REI Sumatera Barat, serta APINDO Jawa Timur dengan APINDO Sumatera Barat.

Kontributor : B Rahmat

Load More