Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 30 Mei 2023 | 16:08 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi Penas Tani dan Nelayan ke-16 di Kota Padang, Selasa (30/6/2023). [Suara.com/Saptra S]

SuaraSumbar.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa tidak semua kebutuhan pangan harus berasal dari luar negeri, salah satunya seperti beras.

"Sepanjang kita kompak mau menanam, kurang apa alam Indonesia? Jangan pikir semua harus dari luar (ekspor), ndak. Inilah gunanya kita berkonsolidasi," ujar Syahrul saat meninjau lokasi persiapan Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan ke-16 di Kota Padang, Selasa (30/5/2023).

Syahrul menyebutkan, saat ini produksi beras di Indonesia mengalami peningkatan cukup bagus. Bahkan peningkatan produksi telah berlangsung sejak empat tahun terakhir, terbesar pada 2022.

Namun Syahrul tak merinci angka peningkatan produksi beras tersebut. Ia menjelaskan, peningkatan produksi beras ini sesuai berdasarkan data dari tiga sumber yang ada.

Baca Juga: 8 Ribu Peserta Akan Hadiri Penas KTNA XVI di Padang Sumbar

"Data melalui statistik di BPS. Kemudian data melalui standing crop, melalui satelit, memakai artificial inteligen yang tidak bisa dibohongi oleh siapapun," ungkapnya.

Sumber data ketiga, kata Syahrul, berasal dari laporan hasil produksi di kabupaten, kota hingga provinsi. Menurut dia, meskipun mengalami peningkatan produksi beras, hal tersebut tidak boleh menjadi percaya diri.

"Kita tidak boleh over confidence, pede," tegasnya.

Penas Tani dan Nelayan ke 16 akan berlangsung di Kota Padang yang dimulai 10-15 Juni 2023. Dijadwalkan, Presiden Jokowi akan hadir membuka secara langsung serta pelepasan varietas baru padi gogo.

Varietas padi gogo ini bisa diketahui bisa ditanam di lahan kering yang disebut Inpago. Syahrul mengatakan, jika presiden setuju varietas padi gogo ini, maka akan disebarkan di seluruh provinsi.

Baca Juga: Terkendala Listrik dan Toilet, Mahyeldi Desak Rampungkan Persiapan Penas KTNA 2023 di Sumbar

"Pak presiden melepas varietas itu sekaligus mencanangkan di seluruh Indonesia. Kita sebar pada semua provinsi yang ada, minimal 1.000 hektar sebagai contoh," kata dia.

Maka itu, lanjut Syahrul, Penas Tani dan Nelayan ke-16 di Kota Padang adalah momentum bagian untuk konsolidasi, potensi dan kekuatan pertanian di dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

"Kita sama tahu pak presiden selalu memberikan sangat perhatian serius terhadap masalah ketahanan pangan, khususnya pertanian dan semua jenis-jenis yang ada. Tidak ada yang lain negara besar ini tetap kokoh karena pertanian," imbuhnya.

"Tanggal 10-15 nanti ini menjadi puncak komunikasi emosional.
Saya anggap komunikasi emosional, (karena) bukan hanya konsepsi saja, tidak hanya idealis, tapi emosional," sambung Syahrul.

Ia menambahkan, ke depan akan ada fenomena El Nino, warning terhadap krisis pangan dunia dan berbagai serangan hama. Penas Tani dan Nelayan ini sangat penting untuk menyatukan visi untuk mengahadapi tersebut.

"Semangat kita, kita semua hadir untuk menjaga bangsa ini sesuai petunjuk dan perintah presiden. Sama-sama kita bangkitkan untuk para petani seluruh Indonesia," ucap Syahrul.

"Penas Tani dan Nelayan ini bukan hanya ajang pameran saja seperti yang lalu lalang. Di sini ajang komunikasi kita yang diperbanyak, bahkan memberikan contoh bagaimana menghadapi cuaca, kondisi alam yang di hadapi 2023-2024," pungkasnya.

Kontributor: Saptra S

Load More