Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 06 November 2022 | 14:32 WIB
Pakar Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, Abdullah Khusairi. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan salah satu kandidat calon presiden (Capres) potensial di Pilpres 2024 mendatang. Hampir dalam semua simulasi survei Capres, namanya bertanding dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Nama Prabowo tak asing di telinga publik Sumatera Barat (Sumbar). Di Pilpres 2014, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang 76,9 persen. Lantas di Pilpres 2019, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga menang telak dengan perolehan suara mencapai 85,9 persen. Data itu mengungkapkan bahwa dukungan masyarakat Sumbar terhadap Prabowo tak bisa dianggap remeh.

Lantas, ketika Surya Paloh mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024, konstelasi pun berubah. Kondisi itu terjadi lantaran banyak juga warga Minang yang mendukung Anies. Sebagian lainnya juga kecewa ke Prabowo lantaran bergabung menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf.

Pengamat politik yang juga pakar komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, Abdullah Khusairi menilai, pemilih di Ranah Minang akan terbagi jika memang Anies Baswedan dan Prabowo Subianto masuk bokstar Capres dan berlawanan di 2024. Lain ceritanya ketika Prabowo dan Anies bersatu atau berpasangan.

Baca Juga: Bukan Prabowo Subianto, Lawan Sepadan Anies Baswedan Pada Pilpres 2024 Adalah Ganjar Pranowo

"Jika Anies-Prabowo, 100 persen orang Minang akan memilih mereka. Tapi ketika Anies Vs Prabowo, orang Minang akan terbagi lagi," katanya kepada SuaraSumbar.id, Minggu (6/11/2022).

Menurut Khusairi, dua kali kemenangan Prabowo Pilpres di Ranah Minang tak bisa dipandang enteng. Dengan kata lain, Prabowo diyakini masih memiliki basis kuat di daerah Sumbar.

Meski begitu, mantan jurnalis itu enggan berspekulasi kemana condong suara masyarakat Sumbar. "Belum bisa dilihat karena masih ada persoalan calon wakilnya nanti. Sekarang heboh Anies Baswedan karena lawannya belum tampak jelas. Faktor Prabowo dua kali dan faktor Nasdem mengusung Anies nantinya tentu juga akan menjadi pertimbangan pemilih," bebernya.

Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN IB Padang itu mengatakan, jika Prabowo dan Anies betul-betul bertarung sebagai Capres, Prabowo juga berpotensi seperti nasib Jusuf Kalla (JK) ketika 'tarung' lawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pilpres 2009 silam. Dimana, suara masyarakat Minang lebih banyak memilih SBY ketimbang JK yang notabenenya sumando Urang Awak.

Di sisi lain, sekuat apapun figur Prabowo, Anies dan capres lainnya nanti, tetap yang menentukan adalah cara kerja tim kampanye. Mereka harus mengerti cara mendekati tokoh di level paling bawah.

Baca Juga: Bima Arya hingga Zulhas Ingin Usung Ganjar-Ridwan Kamil di Pilpres 2024, Airlangga Hartarto Bereaksi: Itu Katanya PAN!

"Jika pada akhirnya yang berada di starting grid nanti ada Anies, Puan, Prabowo dan Ganjar, tentu peta politik juga akan berubah cepat," katanya lagi.

Load More