SuaraSumbar.id - Kebakaran Gedung Kebudayaan Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), terjadi saat berlangsungnya festival Duren dalam rangka perayaan hari pangan se dunia, Kamis (3/11/2022).
Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Sawahlunto, Kelly mengatakan, bahwa berdasarkan laporan dari salah satu anggota kepolisian, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
"Kurang dari lima menit kami sampai di lokasi dan temukan gedung memang sudah terbakar dan asap tebal. Dugaan sementara api berasal dari platfon bagian tengah gedung," katanya kepada SuaraSumbar.id.
Damkar Kota Sawahlunto mengerahkan empat unit armada pemadam ditambah satu unit dari Kabupaten Sijunjung, serta juga dibantu oleh masyarakat setempat dalam memadamkan api.
"Api berhasil dipadamkan dalam kurung waktu dua jam. Di lokasi telah di pasang garis polisi. Kemudian saat ini objek yang terbakar dalam proses pendinginan," tuturnya.
Kelly belum memastikan kronologinya secara pasti. Namun, pihaknya menerima laporan dan ditemukan sudah dalam kondisi terbakar.
"Informasi sementara berdasarkan informasi dari saksi-saksi, api memang berasal dari plafon tengah dan terlihat api memang terlihat besar di gedung tengah tersebut," pungkasnya.
Kelly membenarkan bahwa pada saat kebakaran memang sedang berlangsung kegiatan peringatan hari pangan se dunia. Dalam kegiatan itu juga dilaksanakan festival Duren.
"Tetapi di dalam gedung dipastikan belum ada acara sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Baca Juga: Kades hingga Pengurus Masjid di Sawahlunto Perdana Disuntik Vaksin Booster
Sementara untuk kerugian, Damkar bersama pihak kepolisian masih melakukan proses mendataan dan memintai keterangan dari sejumlah saksi-saksi yang ada di lokasi kejadian.
"Untuk kerugian belum diketahui. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian yang berwenang dalam hal ini," tutupnya.
Sekilas Tentang Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto
Diketahui, Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto ini berada di Jalan Ahmad Yani No. 4, Kota Sawahlunto. Gedung itu dibangun pada tahun 1910 dengan nama "Gluck Auf" dan memiliki luas 870 meter persegi.
Dulunya, Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto itu berfungsi sebagai gedung pertemuan (Societeit). Para pejabat pemerintah kolonial pertambangan berkumpul untuk menghibur diri.
Selain itu, gedung ini juga disebut dengan Gedung Bola. Sebab, salah satu sisi bangunannya dijadikan sebagai tempat bermain olahraga boling dan biliar bagi para pejabat Belanda di Sawahlunto pada saat itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kronologi Penemuan 6 Nelayan Hilang di Pasaman Barat, Semuanya Selamat!
-
CEK FAKTA: Lowongan Kerja Petugas Haji 2025/2026 Viral, Benarkah?
-
Kasus HIV di Padang Merosot Tajam, Ini Cara Dinkes Stop Penyebarannya!
-
Terjebak Banjir, Warga Padang Dievakuasi SAR dengan Perahu Karet!
-
Kapal Nelayan Hilang di Air Bangis Pasaman Barat, Basarnas Kerahkan Tim!