Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 03 September 2022 | 14:12 WIB
Ilustrasi nelayan. (Dok : Istimewa)

SuaraSumbar.id - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar), dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, nelayan tradisional di Kota Padang tidak bisa melaut.

Nelayan sudah tidak melaut sejak lima hari terakhir. Selain itu, para nelayan juga mengeluhkan hasil tangakapan ikan di laut yang mulai berkurang.

Salah satu nelayan bernama Jumadi (39) mengatakan, hasil tangkapan ikan saat ini juga salah satu faktor pemicu nelayan tidak melaut.

"Kami sudah lima hari tak melaut, cuaca tak menentu," katanya melansir Covesia.com--jaringan Suara.com, Sabtu (3/9/2022).

Baca Juga: Didepak Asosiasi Sutradara Indonesia, Ini Profil Andi Bachtiar yang Diduga Lakukan Kekerasan Terhadap Krunya

"Ditambah lagi ikan di laut saat ini tidak ada, kadang modal kami melaut saja tidak setimpal dengan hasil tangkapan," sambungnya.

Jumadi mengaku menjadi nelayan sudah sejak umur 10 tahun.

"Saya dari kecil sudah melaut, suka duka ketika di laut banyak. Dukanya jika ada badai kita selalu ingat anak dan istri di rumah," jelasnya.

Hal senada dikatakan nelayan lainnya bernama Antoni. Dirinya mengaku sudah lima hari tidak melaut karena cuaca yang tidak menentu.

"Kami di sini berharap cuaca kembali bagus biar bisa melaut. Ini satu-satunya sumber mata pencaharian kami," katanya.

Baca Juga: Harga BBM Naik: Pertamax Rp 14.500, Solar Rp 6.800 dan Pertalite Rp 10 Ribu per Liter

Saat ini ikan di laut juga sulit, kadang hasil tangakapan tidak bisa mengembalikan harga beli bahan bakar.

"Harga bahan bakar Rp 100 ribu, kadang sekali melaut dapat Rp 80.000," tuturnya.

Load More