SuaraSumbar.id - Polisi segera menetapkan tersangka dalam kasus tewasnya tiga bocah di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar). Kasus ini telah naik ke penyidikan seiring hasil autopsi jenazah kakak beradik diduga ditemukan adanya tindakan penganiayaan.
Demikian disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Dwi Purwanto saat dihubungi SuaraSumbar.id, Jumat (2/9/2022).
"Hasil laboratorium dan forensik diduga ada kekerasan, sudah ada buktinya. Kami mau datangkan saksi ahli hukum pidana, baru bisa ditetapkan tersangka," katanya.
Dwi menargetkan dalam 10 hari ke depan kasus ini rampung dengan penetapan tersangka utama. Dirinya mengaku, kasus ini menjadi pekerjaan besar mengingat sudah berlangsung lama sejak bergulir September 2021.
"Mudah-mudahan terungkap semuanya. Sudah mulai mengerucut (kasus), ini PR kami," ujarnya.
Dwi menjelaskan, pihaknya melibatkan saksi ahli pidana agar bisa menjerat tersangka tanpa adanya alat bukti dan saksi. Sebelumnya, ketiga anak ini dalam penguasaan nenek kandung dan kakek tirinya.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terang benderang. Ini pasti dibunuh," kata dia.
Ketiga kakak beradik yang tewas bernama Daffa Saputra (8), Muhammad Fadli (6) dan Muhammad Hafis (2,5). Hasil laboratorium terhadap jenazah korban ditemukan tulang rusuk patah dan leher menghitam.
Dirinya menjelaskan, tulang rusuk kiri dan kanan Daffa Saputra patah. Penyebabnya diduga akibat diinjak.
Baca Juga: Korban Buka Suara, Muncul Hastag Take Down Zavilda TV
"Patah tulang rusuk sebelah kanan dan kiri. Ini berarti diinjak, dialami anak pertama," ujarnya.
Dwi mengaku kecewa dengan para petugas medis yang sempat melakukan pemeriksaan saat ketiga anak dilarikan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan awal saat kasus ini mencuat tim medis hanya menyebutkan korban sesak napas.
"Saya kecewa dengan dokter. Sempat kami periksa dokternya. Ini masalahnya (saat awal kasus mencuat), dokter hanya bilang sesak napas," ungkapnya.
Pihaknya menduga adanya unsur kelalaian dari tim medis dalam pemeriksaan anak di rumah sakit. Hal ini membuat penyelidikan kematian anak ketika itu sulit diungkap.
"Sekarang lagi diperiksa ulang, semua dokter diperiksa. Dari hasil (autopsi adanya penganiayaan) kemarin itu, mulai ada titik terang," kata Dwi.
Dwi mengaku ada empat orang yang diperiksa, termasuk Direktur RSUD Muaro Labuh.
Tag
Berita Terkait
-
3 Orang Tewas Akibat Kebakaran di Kawasan Bulaksumur UGM, Korban Terjebak Dalam Rumah
-
Brak! Sopir Bus Pelangi Tewas usai Hantam Dump Truk di Rokan Hilir
-
Seorang Balita di Spanyol Tewas Tertimpa Batu Es
-
Tulis Surat Wasiat, Wanita Muda Tewas Terjun di Mal Kawasan Pasar Baru Diduga Depresi Utang Numpuk
-
Tak Sengaja Sentuh Kabel Terkelupas, Warga Lamongan Tewas Tersengat Listrik
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Bonggol Rafflesia Arnoldi Ditemukan di Solok, Bakal Mekar dalam Waktu Dekat!
-
2 Warga Pasaman Hanyut di Sungai, 1 Tewas dan 1 Lagi Masih Dicari
-
Kehadiran BRI di Taiwan Disambut Hangat PMI: Tabungan & Remitansi Kini Lebih Mudah
-
Kisah Bidan Dona Viral Seberangi Sungai hingga Dihadang Harimau, Kini Jadi Nakes Teladan Sumbar!
-
4.188 Narapidana di Sumbar Dapat Remisi HUT RI ke-80, Puluhan Orang Langsung Bebas!