SuaraSumbar.id - Abrasi pantai mengancam sekitar 700 rumah warga Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Hal itu dinyatakan Sekretaris Nagari Tiku Lima Jorong, Anaswar, Selasa (2/8/2022). Dari 700 rumah itu, sekitar 400 unit berada di Jorong Muaro Putih dan sekitar 300 unit rumah di Jorong Masang.
"Pemukiman di Muaro Putih merupakan kampung kedua, karena puluhan tahun lalu kampung mereka juga habis akibat abrasi," katanya.
Ia mengatakan, 700 unit rumah itu dengan jarak sekitar 300 sampai 400 meter dari bibir pantai dan sebelumnya berjarak sekitar 1,5 kilometer.
Ini akibat abrasi terjadi hampir setiap tahun dan satu minggu terakhir sekitar 15 meter daratan yang tergerus gelombang pasang dengan panjang empat kilometer.
"Semenjak 2021 sampai 2 Agustus 2022 sekitar 50 meter daratan yang tergerus gelombang pasang," katanya.
Dengan kondisi itu, lahan perkebunan kelapa dan kelapa sawit milik warga dan plasma rusak akibat abrasi.
Selain itu, kapal milik nelayan juga rusak setelah lokasi sandar kapal mereka tergerus gelombang.
Untuk menyikapi itu, masyarakat setiap tahun mengusulkan pemasangan pemecah ombak saat Musrembang.
Baca Juga: Bikin Resah, Buaya Muara Masuk Tambak Udang Warga di Agam Akhirnya Tertangkap
Lalu memasukkan proposal pemasangan pemecah ombak ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
"Proposal itu telah kita berikan sebanyak lima kali, namun belum di relokasi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerja Umum dan Tata Ruang Agam, Ofrizon mengatakan Pemkab Agam sudah berulang kali mengajukan proposal pembangunan pemecah ombak ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V, namun belum direlokasi.
"Kita sudah beberapa kali mengajukan proposal dan juga telah mendatangi Komisi V DPR-RI," katanya.
Saat ini panjang bibir pantai yang belum terpasang pemecah ombak sekitar tiga kilometer dari Muaro Putih ke Masang sepanjang 1,5 kilometer dan Ujuang Labuang menuju Muaro Antokan sepanjang 1,5 kilometer.
"Pemasangan pemecah ombak sangat mendesak, agar ancaman pengikisan daratan oleh air laut teratasi," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Masyarakat di Agam Tolak Lahan Pertanian Masuk Hutan Lindung
-
Perlu Segera Relokasi, Penangkaran Penyu di Pantai Trisik Kulon Progo Makin Terancam Abrasi
-
Seribuan Ternak di Agam Terkonfirmasi PMK
-
Harga TBS Rp 500 per Kg, Petani Sawit di Agam Tak Panen
-
Polisi Tangkap Buruh di Sumbar Terkait Judi Online
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Ombudsman Sumbar Bongkar Penahanan Ijazah Siswa, Ribuan Dokumen Akhirnya Dilepas Sekolah
-
4.211 Personel Gabungan Amankan Nataru 2026 di Sumbar, Tersebar di 66 Pos Pengamanan
-
3 Fokus Rehab-Rekon Sumbar Pasca Bencana, Pembangunan Huntap Paling Penting!
-
Agam Butuh Butuh 13 Jembatan Bailey, Akses Warga Terputus Dampak Bencana Hidrometeorologi
-
Pengerjaan Jalan Lembah Anai Dipercepat, Akses Vital Sumbar-Riau