Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 18 Juni 2022 | 08:10 WIB
Seekor harimau sumatera (Panthera trigis sumatrae) berada dalam kandang perangkap di kawasan Maua Hilir, Nagari Salareh Aia, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (11/1/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

SuaraSumbar.id - Sumatera Barat kini punya tiga nagari ramah harimau. Upaya untuk memelihara kelestarian satwa langka tersebut digagas oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumbar bersama Pemerintah Provinsi Sumbar.

"Nagari ramah harimau diluncurkan pada Februari 2022 bertujuan agar masyarakat setempat bisa beradaptasi dan turut melestarikan satwa yang telah mulai punah tersebut," kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, Jumat (17/6/2022).

Menurutnya, tiga nagari yang berstatus ramah harimau tersebut yaitu Sontang Cubadak di Pasaman, Nagari Baringin di Kabupaten Agam, dan Nagari Ujung Gading di Pasaman Barat.

Di nagari ramah harimau, masyarakat setempat diberikan pengetahuan bagaimana berinteraksi dengan harimau termasuk bagaimana melakukan patroli, memasang kamera jebak hingga cara menangkap harimau.

Baca Juga: 7 Hari Tak Ditemukan, Pencarian Seorang Pelajar SMK yang Hanyut di Sungai Kota Padang Dihentikan

Nagari ramah harimau tersebut dikeluarkan SK oleh provinsi dan sebenarnya seluruh kepala daerah berkewajiban untuk bersama-sama mewujudkannya.

"Pada nagari tersebut juga dibentuk patroli anak nagari (pagari) yang merupakan perangkat nagari secara rutin berkeliling melakukan patroli," ujarnya.

Ia melihat salah satu kelebihan orang Minang adalah memandang harimau sebagai hewan dilindungi yang diberi julukan inyiak.

Masyarakat adat di Sumbar punya prinsip harimau tidak boleh diganggu karena keberadaannya diyakini sebagai penjaga kampung, katanya.

Ia menceritakan pengalaman saat mengevakuasi harimau yang ditemukan di salah satu nagari bukannya warga setempat senang malah tim dihadang oleh masyarakat yang meminta harimau dilepasliarkan kembali di daerah itu.

Baca Juga: Simpan Puluhan Opsetan Satwa Langka, Pria Lansia Ditangkap di Padang Panjang

"Para pemuka adat tidak berkenan harimau tersebut dievakuasi, ini suatu yang menakjubkan," katanya.

Demikian juga saat harimau hendak dievakuasi di Salareh Air, Kabupaten Agam Wali Nagari dan warga setempat menangis seakan-akan penjaga kampung mereka diambil dan dibawa keluar.

Tidak hanya harimau saat pihaknya menyelamatkan tapir, masyarakat rela bersama-sama menggotong hingga tengah dini hari.

"Kalau di daerah lain mungkin sudah dipotong atau dicincang," kata dia.

Ia menambahkan akan menambah nagari ramah harimau di Sumbar yaitu di Kabupaten Solok dan Solok Selatan. (Antara)

Load More