SuaraSumbar.id - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar), Buya Gusrizal Gazahar menyoroti soal menu babi masakan Padang. Diketahui, menu nasi padang babi ini viral usai Restoran Babiambo Nasi Padang Babi yang berlokasi di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, mempromosikan menu restorannya.
Gusrizal mengatakan, dia tidak ingin berbicara tajam soal mayoritas dan minoritas. Namun, dia mempertanyakan rasa saling menghargai dan memahami antar kelompok masyarakat yang semakin tipis di Indonesia.
“Kalau cara seperti itu dipakai sebagai promo gratis suatu produk dagang, alangkah naifnya kebersamaan yang katanya dibangun dengan rasa toleransi," katanya, dikutip dari Minangkabaunews.com - jaringan Suara.com, Sabtu (11/6/2022).
Gusrizal mempertanyakan apakah kebebasan seperti itu yang dinamakan era demokrasi hari ini. Dimana, nilai-nilai dan kebanggaan yang menjadi simbol suatu kaum, tidak mendapatkan ranah penghormatan lagi di tengah-tengah masyarakat majemuk Bangsa ini.
"Apakah demokrasi yang sedang dijalankan saat ini adalah demokrasi nihil dari rasa menghargai sesuatu yang bersifat keyakinan, kehormatan, identitas kebanggaan perkauman dan semisalnya?," katanya.
“Kalau itu yang sedang dijalani saat ini, berarti kita sedang menuju putusnya ikatan kebersamaan dalam suatu bangsa. Hendaklah seluruh tokoh yang merasa sebagai tokoh bangsa menyadari bahaya tersebut," beber Gusrizal lagi.
Dia berharap seluruh pihak kembali kepada sikap saling menghargai dan menjaga yang telah terjalin dengan baik selama ini. Menurutnya, penggunaan istilah Minangkabau seperti rendang yang selama ini dikenal halal sebagai masakan Padang, merupakan tindakan provokatif jika digunanakan dengan bahan yang tidak halal.
Secara ekonomi, kata Buya, menu babi dengan masakan Padang jelas sekali ini merupakan cara-cara ekonomi tak bermoral yang jauh dari ekonomi Pancasila.
“Saya ingin pihak terkait yang menyandingkan rendang yang merupakan masakan asli Minangkabau dengan unsur yang diharamkan dalam keyakinan masyarakat Minangkabau agar menyadari kekeliruannya dan berhenti sebelum masalahnya melebar kemana-mana," katanya.
Gusrizal juga berharap agar pemerintah bergerak untuk memastikan cara seperti itu tidak berlanjut dan tidak terulang lagi. “Jangan sampai keabsenan pemerintah dalam masalah ini, memicu masyarakat untuk mengekspresikan ketersinggungan mereka dengan cara yang beresiko menimbulkan ketidakharmonisan hubungan antara sesama. Wallâhu a’lam,” katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Jual Rendang Babi, Pemilik Babiambo Beberkan Alasan Pemberian Nama Bernuansa Padang
-
Nasi Padang Babi Bikin Heboh, Pemilik Usaha 'Babiambo' Angkat Bicara
-
5 Fakta Nasi Padang Babi yang Viral, Dikecam Ketua DPRD Solok
-
LKAAM Sumbar Geram Ada Usaha Kuliner Nasi Padang Babi, Dinilai Singgung Masyarakat Minang
-
Pembentukan KDEKS Tak Libatkan MUI Sumbar, Buya Gusrizal Blak-blakan Sindir Gubernur Mahyeldi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kronologi Penemuan 6 Nelayan Hilang di Pasaman Barat, Semuanya Selamat!
-
CEK FAKTA: Lowongan Kerja Petugas Haji 2025/2026 Viral, Benarkah?
-
Kasus HIV di Padang Merosot Tajam, Ini Cara Dinkes Stop Penyebarannya!
-
Terjebak Banjir, Warga Padang Dievakuasi SAR dengan Perahu Karet!
-
Kapal Nelayan Hilang di Air Bangis Pasaman Barat, Basarnas Kerahkan Tim!