Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 03 Juni 2022 | 09:40 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI. (Suara.com/Bagaskara)

Ia mencontohkan bahwa di Spanyol, Jenderal Francisco Franco melakukan kudeta. Namun, setelah itu, Jenderal Franco mengadakan Pemilu demokratis.

“Sehingga tertib order sosial masyarakat dengan civil values tetap terjaga, begitu,” kata Refly Harun.

Menanggapi itu, Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa dalam kondisi negara setelah kudeta, memang boleh dibentuk pemerintahan sementara.

Namun, ia menyetujui bahwa harus segera diadakan pemilu yang demokratis untuk memilih pemimpin sesuai konstitusi.

Baca Juga: Bicara Soal Gugatan Presidential Threshold, Gatot Nurmantyo Kritisi Kondisi Mahkamah Konstitusi Saat Ini

Gatot Nurmantyo juga menilai bahwa jika muncul pemimpin sipil dari pemilihan tersebut, maka itu adalah sebuah kemajuan yang bagus.

“Tetapi habis itu, segera diatur, kemudian pemilihan secara demokratis sesuai dengan konstitusi. Dan kalau ada pemimpin yang sipil yang memimpin, ya itu tanda kemajuan yang bagus,” katanya.

Load More