Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 26 Mei 2022 | 18:50 WIB
Museum Syekh Sulaiman Arrasuli di Canduang, Kabupaten Agam. [Dok.Antara]

Berbagai foto, buku karangan, pakaian, sorban, kamar tidur, ruang kerja dan peralatan kehidupan sehari-hari Inyiak Canduang ditata rapi oleh generasi penerus Arrasuli di dalam museum yang juga disebut Gaduang itu.

Sementara itu, Bupati Agam Andri Warman mengatakan kesiapannya untuk menyempurnakan kawasan wisata religi di Canduang.

"Kami akan koordinasikan bersama pihak terkait dan keluarga besar Syekh Arrasuli, sebisanya juga nanti akan ada pertemuan akbar seluruh alumni Tarbiyah dan murid-murid Syekh Arrasuli dari seluruh daerah," katanya.

Salah seorang tamu kehormatan dari Konsulat Nepal di Jakarta, Bally Saputra Datuk Janosati mengatakan Museum Arrasuli menjadi salah satu pendukung wisata budaya di Sumbar di masa depan.

Baca Juga: Rusak Parah, Jalan Penghubung Padang Pariaman-Agam Terancam Ditutup

"Seperti Bali, Minangkabau Sumbar dikenal bukan saja karena potensi alam yang indah, tapi juga budaya, museum Arrasuli dengan sejarah Islam dan Pemerintahan serta adatnya harus bisa dimaksimalkan, Generasi masa depan juga harus meneladani perjuangan Inyiak Canduang yang dikenal sebagai orang pertama anti PKI di Sumbar, momen ini tepat untuk menjadikan beliau sebagai Pahlawan Nasional," kata dia menjelaskan.

Nama Syekh Arrasuli juga telah dijadikan nama jalan di beberapa daerah di Sumatera Barat sebagai penghormatan pemerintah setempat kepada tokoh yang wafat pada 1970.

Peresmian museum juga bertepatan dengan Milad Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang ke-94 dan wisuda pelajar yang ke-82 sebanyak 150 orang. (Antara)

Load More