Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 28 Februari 2022 | 10:31 WIB
Tim kesehatan saat mengunjungi warga yang mengungsi secara mandiri di Kajai, Kecamatan talamau, Pasaman Barat. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Ratusan warga di Nagari Kajai, Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), diserang berbagai penyakit. Kondisi ini terjadi sejak tiga hari terakhir usai daerah tersebut diporak-porandakan gempa bumi magnitudo 6,1, Jumat (25/2/2022) pagi.

"Sejak Jumat malam hingga saat ini kami telah menangani sekitar 700 warga dengan berbagai keluhan penyakit," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pasaman Barat, dr Dina Alecia, Senin (28/2/2022).

Ia mengatakan, penyakit yang dikeluhkan oleh warga ke pos pelayanan kesehatan Kajai adalah demam, batuk, pilek, diare, sesak nafas, gatal-gatal, dan hypertensi.

"Warga yang datang langsung ditangani oleh tenaga medis dengan pemeriksaan kesehatan, serta memberikan obat," katanya.

Baca Juga: Proses Pencarian Korban Gempa di Pasaman

Menurutnya cuaca dan tekanan psikologis ikut menjadi faktor menurunnya kondisi kesehatan masyarakat setempat.

"Selain itu banyak warga yang rumahnya rusak kemudian mendirikan tenda atau tidur di luar rumah pada malam hari, ini juga ikut berpengaruh," jelasnya.

Dina mengatakan untuk warga yang kondisinya terbilang berat langsung dirujuk ke Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat, dan Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat.

"Pada tahap awal ada sekitar 37 warga yang luka berat sehingga dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis," katanya.

Selain fokus memberikan pelayanan di pos kesehatan yang didirikan di Puskesmas Kajai, tim medis juga melakukan sistem mobile dengan mengunjungi warga satu per satu.

Baca Juga: Respons Gempa di Pasaman Barat, ACT Berangkatkan Armada Kemanusiaan dari Bogor

"Dalam satu hari ada tiga tim medis yang menyusuri rumah-rumah serta pengungsian warga secara mandiri, tim dilengkapi dengan peralatan medis serta obat-obatan," katanya.

Ia mengatakan obat-obatan yang digunakan pihaknya didrop dari rumah sakit, bantuan dari dinas kesehatan provinsi, serta bantuan organisasi dan lainnya. (Antara)

Load More