Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 05 Februari 2022 | 06:45 WIB
Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. [Dok.Istimewa]

Vaksinasi Sampai Dini Hari, Laporan ke Puncak Bukit

Kegiatan vaksinasi di Tigo Lurah, terutama di Nagari Garabak dan Sumiso, tidak seperti di tempat-tempat lainnya yang berlangsung mulai pagi hingga sore hari. Mayoritas penyuntikan vaksin Covid-19 di daerah terpencil ini sering berlangsung tengah malam yang dimulai selepas salat magrib.

Vaksinasi malam hari merupakan bagian dari metode yang diciptakan Polri di Tigo Lurah, agar capaian vaksinasi sesuai dengan target yang diharapkan. Alasannya, polisi kesulitan mengumpulkan masyarakat Tigo Lurah di siang hari karena mayoritas penduduk bekerja di ladang, sawah dan berkebun, mencari kayu ke tengah hutan. Rata-rata, warga Tigo Lurah baru berada di rumah menjelang magrib.

"Mereka mau divaksin, tapi kami juga tidak ingin mereka kehilangan pendapatan. Makanya vaksinasi di Tigo Lurah sering berlangsung malam hari, tapi siang hari juga ada," katanya.

Baca Juga: Kadis Pendidikan Sijunjung Tak Tahu Buku Pembelajaran SD Bernarasi Suku Minang Beragama Katolik Beredar di Medsos

Menggencarkan vaksinasi di tengah malam sungguh memerlukan nyali dan tenaga ekstra. Tak jarang, polisi dan petugas vaksinasi lainnya berkubang lumpur saat menempuh perjalanan di tengah hutan menuju lokasi vaksin. Kadang, mereka terpaksa jalan kaki dengan jarak lebih 1 kilometer lantaran lokasi vaksinasi tidak bisa dilewati mobil dan sepeda motor.

Pernah suatu kali di Desember 2021, kata Agus, mobil doble gardan yang ditumpanginya bersama petugas vaksinasi terperosok di jalan beraspal tanah menuju Nagari Sumiso. Alhasil, semua petugas turun dari mobil dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sekitar setengah jam di bawah guyuran hujan.

"Berkubang lumpur malam-malam itu sudah bagian dari rutinitas kami dalam melakukan vaksinasi di Tigo Lurah karena hal itu selalu terjadi saat hujan. Dan, pulangnya selalu dini hari," katanya.

Dokumentasi pelaksanaan vaksinasi tengah malam (kiri) dan petugas vaksinasi Tigo Lurah terpaksa berjalan kaki di Nagari Sumiso lantaran mobil yang ditumpanginya terpuruk ke dalam lumpur. [Dok.Istimewa]

Paling tidak, penyuntikan vaksin selepas magrib itu selesai sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Atas dasar itu juga, setiap vaksinasi ke malam hari, Agus dan rekan-rekan Bhabinkantibmas menginap di nagari-nagari tersebut.

Setiap selesai menyelenggarakan vaksinasi malam hari, petugas kepolisian di Tigo Lurah juga diwajibkan memberikan laporan kepada atasannya di Polres Solok Arosuka melalui telepon seluler atau pesan WhatsApp. Itu pun tidak mudah. Mereka harus naik dulu ke puncak bukit yang bisa menjangkau sinyal seluler.

Baca Juga: LKAAM Sumbar Janji Telusuri Buku Pembelajaran Bernarasi Suku Minangkabau Beragama Katolik

"Di Nagari Garabak Data, kalau kami laporan tengah malam harus naik bukit dulu yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi vaksinasi. Sebab selain akses jalannya yang masih buruk, sinyal di sana juga tidak ada, apalagi untuk laporan via WhatsApp," katanya.

Perjuangan itu juga diceritakan Bhabinkantibmas Nagari Sumiso Brigadir Polisi Satri Mairial. Menurutnya, semua jalan di menuju pemukiman warga di nagari tersebut belum tersentuh aspal. Kondisi itu pula yang membuat lambatnya proses percepatan vaksinasi.

"Jarak tempuh dari rumah warga ke lokasi vaksin itu jauh. Kalau hujan, sudah dipastikan kami dan petugas lainnya berkubang lumpur," katanya.

Menurut anggota Polri yang sudah 10 tahun bertugas di Nagari Sumiso itu, pelaksanaan vaksinasi malam hari di Tigo Lurah, kerap dilakukan di Sumiso dan Garabak Data. Sebab, dari 5 nagari, dua nagari tersebut yang medannya berat.

"Kalau data wajib vaksinasi di nagari ini saja mencapai sekitar 1.500 jiwa. Itu belum semuanya tervaksin. Kendalanya soal waktu dan keadaan jarak yang jauh," katanya.

Satri mengatakan, masyarakat di Nagari Sumiso rata-rata sudah mau divaksin. Salah satu cara menumbuhkan kesadaran itu adalah dengan berbaur dekat dengan warga. "Sosialisasi tidak bisa formal dan terpusat. Kami harus menemui warga selepas magrib saat duduk-duduk di kedai. Sambil bercerita, kami berikan pemahaman pelan-pelan. Tak jarang juga sosialiasi selepas di masjid dan musala dan itu juga malam hari. Alhamdulillah kini kesadaran vaksin itu meningkat jauh," katanya.

Load More