SuaraSumbar.id - Berbagai cara dilakukan umat Islam dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi. Ada yang menggelar rangkaian kegiatan keagaam, seperti pengajian hingga dzikir bersama.
Berbeda dengan warga Silayang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Masyarakat di kampung ini justru menggelar rangkaian keagamaan yang dipadu dengan tradisi Minangkabau, yakni dengan malamang dan makan bersama di masjid.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di daerah ini dipadukan dengan lantunan salawat dengan alunan khas diiringi rebana. Hal ini merupakan refleksi dari kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Siang harinya, kegiatan dilanjutkan dengan menggelar tradisi "Manduobaleh" (Menduabelas) yang disemarakkan dengan Dikia Rabano (zikir rebana).
Baca Juga: Kematian Sopir Angkot di Agam Dinilai Janggal, Polisi Periksa Istri Korban
Niniak Mamak Silayang, Yanto Dt Basa mengatakan, manduobaleh ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan semangat silaturrahim umat Islam yang tak pernah pupus.
“Ini sudah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat Silayang bahkan tradisi Islami ini sangat ditunggu anak-anak dan kaum muda,” katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Senin (18/10/2021).
Menurutnya, manduobaleh merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang dan rutin dilaksanakan setiap tahun hingga saat ini.
Banyak makna yang terkandung dari kegiatan tersebut, selain meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada nabi, peringatan hari besar Islam ini juga sebagai ajang silaturrahmi, serta meningkatkan semangat gotong royong antar sesama masyarakat dan umat Islam.
Dalam kegiatan, pemuda menjadi ujung tombak baik untuk dekorasi, serta bagaimana agar seluruh acara berjalan dengan lancar.
Baca Juga: Sopir Angkot di Agam Tewas Usai Ditusuk Pisau, Anehnya Tak Ada Bercak Darah
Sedangkan kaum ibu, mendapat tugas untuk memasak dan membawa makanan ke masjid menggunakan jamba atau nampan yang nantinya akan disajikan di penutup kegiatan.
Setiap tahunnya, kegiatan ini dilaksanakan sebanyak lima kali di lima rumah ibadah yang berbeda.
Pertama kegiatan manduobaleh dilaksanakan di Masjid Al Huda yang merupakan masjid utama di Silayang. Kemudian dilanjutkan di empat musalla kaum secara bergiliran.
“Meski dilaksanakan di musala kaum, tapi tetap dihadiri seluruh masyarakat Silayang,” tutupnya.
Berita Terkait
-
Kemunculan Asap Berbau Balerang Resahkan Warga Kawasan Danau Maninjau, Ini Penyebabnya
-
Geger! Warga Agam Ditemukan Tewas dalam Sumur Kedalaman 14 Meter
-
Bus AKAP Tabrak Minibus di Agam, 4 Orang Luka-luka
-
Satu Lagi Nelayan Sibolga Hilang di Laut Sumbar Diselamatkan Kapal Berbendera Vietnam
-
Kapal Nelayan Sibolga Tenggelam di Laut Sumbar, 1 Selamat, 2 Orang Masih Dicari
Tag
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
7 Link DANA Kaget Asli Terbaru, Klaim Saldo Gratismu Sekarang Juga!
-
Irsyad Maulana Pulang ke Semen Padang FC, Kabau Sirah Juga Gaet Bek Portugal Jelang Liga 1 2025/2026
-
Menpora Dito Ariotedjo Dorong Pencak Silat Jadi Daya Tarik Pariwisata Sumbar, Ini Alasannya
-
Waspada Tautan Saldo Gratis Palsu, Ini Daftar 5 Link DANA Kaget Asli 3 Juli 2025!
-
Anak Harimau Sumatera Mati di TMSBK Bukittinggi, Diduga Kelainan Genetik