Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 24 September 2021 | 09:15 WIB
Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dalam Masyarakat (PAKEM) saat mengelar rapat koordinasi tentang pengawasan aliran kepercayaan. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Aliran kepercayaan Jamiatul Islamiyah berkembang di daerah Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pasaman Barat mengklaim belum menemukan ajaran sesat yang dijalankan kelompok tersebut.

"Hingga saat ini, MUI belum menemukan ajaran yang sesat. Namun jika ditemukan bukti silahkah beritahu kami," kata Ketua MUI Pasaman Barat, Darmansyah, Kamis (23/9/2021).

Menurutnya, pengurus MUI Pasaman Barat pernah menemui pengurus Jamiatul Islamiyah setahun yang lalu. Mereka membantah menunaikan ibadah haji ke Kerinci dan tetap naik haji ke Mekkah.

Baca Juga: Capaian Vaksinasi Masih Rendah, Senator Asal Sumbar Sebar 40 Ribu Dosis Vaksin

Hanya saja, guru jamaah ini berada di Kerinci dan peringatan kematian atau haul guru mereka bertepatan pada 10 Zulhijah saat jadwal haji.

"Mereka beramai-ramai ke Kerinci dan dianggap naik haji. Itu pengakuan dari pengurus," katanya.

Selain itu, pengurus Jamiatul Islamiyah itu membantah juga adanya salam terakhir salat tidak ada menyebut uwo dan ajaran lainnya sama dengan Islam.

"Apakah pengakuan ini benar, kita tidak mengetahui pasti namun kita belum temukan bukti yang sesat secara ajaran," ujarnya.

Ia juga telah menyarankan kepada pengurus agar dapat terbuka dalam melaksanakan ibadah sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah di masyarakat.

Baca Juga: 2 Unit Rumah Terbakar di Kota Padang, Seorang Meninggal Saat Berjuang Selamatkan Mertua

Kemudian dapat mengundang tokoh, ustad dan jangan hanya komuditas saja sehingga masyarakat tidak menilai salah.

"Atau jika memang ada ajaran yang baru silahkan tunjukkan dalilnya dan dibahas secara bersama," tegasnya.

Artinya, pendekatan kepada masyarakat harus diperbaiki. Namun meskipun demikian pihaknya tetap memantau kelompok jemaah itu agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Mereka latar belakangnya penjual emas, pengusaha dan tidak dikenal masyarakat sebagai ustad sehingga perlu keterbukaan," ujarnya.

Saat ini pengikut mereka terus bertambah dengan kegiatan rumah ke rumah dan saat ini anggotanya sudah mencapai 50 orang.

"Kelompok ini terus kita pantau dan jika memang ada kejanggalan secara ajaran akan kita kaji bersama-sama," katanya.

Ia juga menegaskan satu ajaran kepercayaan lainnya Baha' i juga ada di Pasaman Barat dan jelas sesat.

"Baha'i itu melaksanakan sholat tiga kali sehari semalam dan jelas sesat. Saat ini masih ada dan kegiatannya dari rumah ke rumah," ujarnya. (ANTARA)

Load More