SuaraSumbar.id - Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat, hingga pertengahan tahun 2021 ada 407 warga setempat ditemukan mengidap penyakit tuberkulosis (TBC).
"Penderita itu menyebar di sejumlah kecamatan. Penyakit itu disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyerang paru-paru," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Gina Alecia, melansir Antara, Minggu (5/9/2021).
Ia menjelaskan, kasus TBC ditemukan terbanyak di Kecamatan Sungai Aur 45 kasus, Kecamatan Lembah Melintang sebanyak 45 kasus (30 kasus diwilayah kerja Puskesmas Ujung Gading dan 15 kasus wilayah kerja Puskesmas Ranah Salido).
Kemudian di Kecamatan Koto Balingka sebanyak 22 kasus, Kecamatan Sungai Beremas dengan sebanyak 20 kasus. Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernafasan itu dapat menginfeksi segala usia, mulai dari balita hingga lanjut usia.
"Jumlah penderita TBC di Pasaman Barat tergolong tinggi di Sumatera Barat. Namun sejak Covid-19 terjadi penurunan penemuan kasus dan saat ini berada di posisi 6 besar," katanya.
Ciri-ciri penderita TBC diantaranya mengalami batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam tidak tinggi, berat badan turun, keringat malam tanpa aktivitas dan sesak nafas. Sedangkan berdasarkan pengelompokkan umur, penyakit TBC dapat menyerang usia di segala umur.
Akan tetapi yang paling banyak terserang penyakit pada pada usia produktif, yakni dari 15 sampi 64 tahun.
Jika dipersentasekan pada pengelompokan umur, usia 0-14 tahun sebanyak 6,14 persen, usia 15-64 tahun sebanyak 54,79 persen dan lebih dari usia 65 tahun sebanyak 39,07 persen.
"Tapi rata-rata penderita ini terserang di usia produktif berdasarkan data yang kita catat," katanya.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Truk di Breksi hingga Tewaskan 6 Korban dan 4 Berita SuaraJogja
Untuk itu, upaya penanganan kasus TBC di Pasaman Barat dengan cara mendeteksi dini bagi orang yang pernah kontak erat dengan penderita TBC.
"Penanganan kasus TBC tetap kita prioritaskan di masa pandemi. Dengan deteksi dini temuan kasus TBC yang pernah kontak erat dengan penderita," tukasnya.
Berita Terkait
-
Pemkot Yogyakarta Sebut ada 66 Kasus TBC Baru selama 3 Bulan Terakhir
-
Kasus TBC di Indonesia Termasuk Tinggi, Muhadjir Effendy Ingatkan Ada OTG
-
Kisah Penyintas TBC, Putuskan Keluar dari ASN Kini Jadi Produsen Wayang Karton
-
Tidak Hanya Covid-19, Dokter Paru Indonesia Juga Soroti Kasus TBC yang Tinggi
-
Menyembuhkan Guru TBC
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Apa Bahaya Rahim Copot? Dokter Sebut Perempuan Tak Lagi Bisa Punya Anak
-
CEK FAKTA: Purbaya Minta Gaji TNI Naik dan Turunkan Gaji Polisi, Benarkah?
-
14 Cara Ajukan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan 2025, Bisa Akses Mirip Pinjol Lewat JMO!
-
BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS untuk Perkuat Struktur Keuangan
-
CEK FAKTA: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah, Benarkah?