Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 11 April 2021 | 16:47 WIB
Masjid Baitul Makmur di Kecamatan Pauh, Kota Padang adalah masjid jemaah Tarekat Naqsabandiyah melaksanakan ibadah suluk. (Suara.com/B. Rahmat)

SuaraSumbar.id - Ramadan 1442 Hijriah, jemaah tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat, meniadakan kegiatan ibadah suluk yang biasanya digelar setiap bulan suci Ramadan.

Bersuluk adalah ritual berzikir pada siang dan malam hari dalam sebuah kelambu berukuran 2x0,5 meter di Masjid Baitul Makmur yang berada di Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Setiap tahunnya, ibadah suluk sudah menjadi khas ibadah jemaah tarekat Naqsabandiyah. Biasanya, suluk dilakukan sejak 10 hari menjelang masuknya bulan Ramadan.

Imam Masjid Baitul Makmur, Alfitman membenarkan jika ibadah suluk di Ramadan 1442 H ini ditiadakan. Namun, dia tidak menyebutkan alasannya.

Baca Juga: ASN di Pasaman Barat Ditemukan Tewas di Kebun Sawit

"Biasa rutin diadakan. Tapi untuk tahun ini tidak dilaksanakan. Kalau salat 40 hari tetap dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya ketika diwawancarai SuaraSumbar.id, Sabtu (10/4/2021).

Sementara itu, kata Alfitman, salat 40 hari itu adalah pelaksanaan salat lima waktu secara berjemaah di masjid selama 40 hari berturut-turut.

"Biasanya jemaah menginap di Masjid atau Musalla dan membawa perlengkapan tidur hingga makanan. Kalau di Masjid Baitul Makmur sendiri, peserta salat 40 tahun ini sebanyak 27 jemaah dan sudah berjalan selama dua minggu," katanya.

Untuk diketahui, jemaah tarekat Naqsabandiyah di Padang, Sumatera Barat, menetapkan awal Ramadan 1442 H jatuh pada hari Senin (12/4/2021). Sedangkan pelaksanaan salat tarawih perdana berlangsung pada Minggu (11/4/2021) malam.

Sekretaris Tarekat Naqsabandiyah Padang, Edizon Refindo. Menurutnya, sebelumnya di Ramadan 1441 H, awal Ramadan jatuh pada hari Kamis. Sedangkan tahun ini maju lima hari dari tahun 2020.

Baca Juga: Bayi Merah Ditinggal di WC Umum Solok, Tali Pusar Belum Terpotong

"Kalau dihitung dari Kamis, maka tahun sekarang jatuh hari Senin. Lebih dulu dari Muhammadiyah dan pemerintah," katanya.

Muhammadiyah, kata Edizon, telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada hari Selasa (13/4/2021). Dengan begitu, Naqsabandiyah lebih dulu sehari dibandingkan dengan Muhammadiyah.

"Pastinya kita lebih dulu dari Muhammadiyah. Sedangkan pemerintah baru melaksanakan hilal pada hari Senin itu," katanya.

Tahun ini, kata Edison, akan dilangsungkan tarawih berjamaah. Hal ini sesuai dengan telah dibolehkannya menggelar ibadah di masjid oleh pemerintah.

"Kita tetap melaksanakan tarawih sesuai arahan dan protokol kesehatan. Boleh tidak berjarak, tetapi harus memakai masker," katanya.

Kontributor : B Rahmat

Load More