Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 14 Maret 2021 | 09:16 WIB
Jubir FPI Munarman. [Suara.com/Stephanus Aranditio]

SuaraSumbar.id - Eks pentolan Front Pembela Islam (FPI), Munarman turut mengomentari kisruh di tubuh Partai Demokrat yang masih berlangsung. Mantan Sekretaris Umum dan Jubir FPI itu merasa gerah dengan kisruh yang terjadi.

Menurut Munarman, kelanjutan kisruh Partai Demokrat malah semakin menjadi humor.

"Gonjang-ganjing Partai Demokrat ini makin lucu, ya. Saya mau kasih komentar publik karena makin hari makin enggak jelas kehidupan di negara ini," kata Munarman kepada Suara.com, Sabtu (13/3/2021).

Secara singkat, ia hanya berpendapat kalau kisruh Partai Demokrat memperlihatkan adu kekuatan antara kekuatan hukum dan kekuasaan.

Baca Juga: Soal Kemelut Demokrat, Munarman: Ujian Konstitusionalisme vs Kekuaasan

"Gonjang-ganjing PD akan menjadi ujian bagi konstitusionalisme versus kekuasaan, negara hukum versus negara kekuasaan, rule of law versus rule of power," tuturnya.

Puncak kisruh Parta Demokrat ini ketika sejumlah pendiri dan mantan kader menggelar Konferensi Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka pun resmi mendaulat Moeldoko sebagai Ketum Demokrat versi KLB.

Keterlibatan Moeldoko itu jelas membuat SBY naik pitam. "Banyak yang tak percaya, Moeldoko tega, berdarah dingin, melakukan kudeta," kata SBY lewat konferensi pers yang digelar di Cikeas Bogor, Jumat (5/3/2021).

Bukan hanya SBY, AHY juga tidak bisa menahan emosi. Menurutnya, KLB Deli Serdang itu inkonstitusional karena tidak sesuai dengan AD/ART partai.

"Saya menyampaikan keterangan ini dalam kapasitas sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat," kata AHY memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (5/3/2021).

Baca Juga: Mantan Ketua KPK Jadi Tim Hukum Demokrat, Laporkan 10 Orang KLB Moeldoko

"KLB itu dilakukan secara ilegal, inkonstitusional oleh sejumlah kader, mantan kader, yang juga bersekongkol, berkomplot dengan aktor eksternal," katanya.

Demi mempertahankan kursi kepemimpinannya, AHY bergerilya ke Kemenkumham, Kemenko Polhukam dan KPU. Sementara Demokrat versi Moeldoko mengaku bakal mendaftarkan kepengurusannya ke Kemenkumham.

Hingga kini, kubu Demokrat versi AHY dan versi KLB Deli Serdang masih saling lapor melapor ke pihak kepolisian atas berbagai tuduhan.

Load More