Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 02 Maret 2021 | 16:34 WIB
Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar, Andre Rosiade. [Dok.Klikpositif.com]

SuaraSumbar.id - Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade mengaku telah menegur kader Gerindra yang juga Ketua DPRD Pasaman Barat, Parizal Hafni. Sebelumnya, Parizal dilaporkan seorang sopir ke polisi atas dugaan penamparan dan penodongan senjata api (senpi).

"Yang bersangkutan sudah kami berikan teguran keras dan sudah kami surati," kata Andre kepada Klikpositif.com - jaringan Suara.com, Selasa (2/3/2021).

Selain itu, anggota DPR RI asal Sumbar itu mengaku juga telah menyurati Mahkamah Partai Gerindra untuk melakukan pemeriksaan kepada Parizal Hafni.

"Kami sudah menyurati Mahkamah Partai di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. Ini bukan peristiwa pertama," katanya.

Baca Juga: Alasan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat Ogah Beli Mobil Dinas Baru

Menurut Andre, oknum Ketua DPRD Pasbar itu telah bermasalah beberapa kali. Seperti dugaan pemalsuan Surat Keputusan (SK), dugaan permasalahan termogun dan terakhir dugaan penganiayaan warga.

"Kami memperingati seluruh kader Partai Gerindra agar tidak merusak nama baik partai ," tegasnya.

Menurutnya, seluruh kader Partai Gerindra harus berbuat untuk rakyat dan tidak boleh menyakiti hati rakyat sesuai dengan perintah Ketua DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Sebelumnya, Hamka (20), seorang sopir truk melaporkan seorang oknum pimpinan DPRD Pasaman Barat, ke polisi. Warga Kecamatan Sungai Aur itu mengaku ditampar dan ditodongkan senjata api (senpi).

Kabar itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Pasaman Barat, AKP Fetrizal. Dari laporan Hamka, peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/2/2021) sekitar pukul 16.50 WIB.

Baca Juga: Tanggapan Ketua DPRD Pasaman Barat Usai Dilaporkan Sopir Truk ke Polisi.

Kejadian dugaan penganiayaan itu berawal dari permasalahan truk yang dikemudikannya dengan mobil oknum pimpinan DPRD Pasaman Barat itu.

Lantas, wakil rakyat itu turun dan diduga menampar sopir truk tersebut. Tak hanya itu, bagian perut Hamka juga diduga ditodongkan senpi oleh ajudan pimpinan DPRD Pasaman Barat.

Hanya saja, kata AKP Fetrizal, pihaknya masih mendalami soal penodongan senpi tersebut.

"Informasi sementara, senpi itu ditodongkan ke arah perut sopir truk. Ini perlu pembuktian. Sebab, saksi belum diperiksa. Kemungkinan besok dilakukan pemanggilan saksi," katanya kepada SuaraSumbar.id, Jumat (26/2/2021).

Sementara itu, Ketua DPRD Pasaman Barat, Parizal Hafni, membantah menampar Hamka (20), seorang sopir truk yang melaporkannya ke polisi. Dia juga heran soal tudingan penodongan senjati api (senpi), seperti yang disampaikan Hamka ke jajaran Polres Pasaman Barat, Sumatera Barat.

"Tidak benar saya menampar. Tampar dari mana, saya memang menepuk pelan bahunya, namun itu sebagai rasa upaya menghilangkan ketegangan si sopir ini dan menasehatinya waktu itu," kata Parizal saat dihubungi Klikpositif.com - jaringan Suara.com, Jumat (26/2/2021).

Politisi Gerindra itu menceritakan awal kejadian tersebut. Saat itu, dia pulang dari arah Ujung Gading bersama keluarga. Lantas, saat melintas di lokasi kejadian, mobilnya berpapasan dengan truk bermuatan sawit dari arah berlawanan.

Akibat kejadian itu, sopir Ketua DPRD terpaksa menghindar dengan cara membanting stir hingga mobil terperosok masuk ke dalam parit sisi jalan.

"Truk ini kami elakkan karena ditanjakan hendak mendahului mobil yang ada di depannya," katanya.

"Mobil kami terpaksa didorong. Usai mobil keluar, kita kejar truk itu. Bukan saya yang menanyai awal, tapi ajudan dan sopir," sambungnya.

Setelah kejadian itu, kata Parizal, pihaknya saling bermaaf-maafkan dengan sopir truk dan itu disaksikan banyak orang.

"Beratus orang menyaksikan. Makanya saya heran, kenapa tiba-tiba saya dibilang menampar sampai berdarah. Itu tidak ada," tegasnya.

"Saya juga kenal siapa ayahnya sopir ini dan saya pun menitipkan salam agar menyampaikan ke ayahnya karena ayahnya kawan saya," sambungnya lagi.

Begitu juga soal tudingan penodongan menggunakan senpi. Dia mengaku tak tahu menahu soal itu.

"Saya tidak tau kapan ada penodongan. Saya bingung. Pistol apa?. Boleh ditanya ke masyarakat setempat, sebab banyak menyaksikan waktu itu," katanya.

Load More