SuaraSumbar.id - Sebanyak 6 titik panas terpantau di wilayah Sumatera Barat, Kamis (18/2/2021). Masyarakat di sekitar kawasan tersebut diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) GAW Koto Tabang, Wan Dayantolis.
Menurutnya, 6 titik panas itu terpantau di 4 kabupaten dan kota. Masing-masing, 1 titik panas di Kabupaten Agam, 2 di Kabupaten Limapuluh Kota, 1 di Pasaman dan 2 di Kota Sawahlunto.
"Pola angin di atas Sumatera pada Februari umumnya berembus pada komponen barat laut hingga timur laut dari arah wilayah Sumut dan Riau melewati wilayah Sumbar," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com.
"Kemunculan titik panas di wilayah tersebut berpotensi memberikan pengaruh pada kualitas udara di Sumbar," sambungnya.
Dari data PM10 pada GAW Kototabang, rata-rata 24 jam berkisar di bawah 50 μg/m3 yang berarti masih dalam kategori kualitas udara baik. Hal itu sesuai dengan angka yang ditetapkan Peraturan Menteri LHK Nomor 14 Tahun 2020.
Namun, dari segi trennya dalam sepekan terakhir, terjadi peningakatan dari rata <20 μg/m3 menjadi 20-30 μg/m3. Kondisi ini secara visual menghasilkan kondisi udara "haze" atau kabur dan belum menurunkan jarak pandang.
Hasil simulasi model CAMS ECMWF, pada 18-20 Februari 2021 menunjukan potensi penyebaran polutan udara berupa PM2.5 dari arah utara-timur laut mendekati wilayah Sumbar.
Sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami kenaikan konsentrasi PM2 antara lain, Kabupaten Pasaman, Lima Puluhkota, Agam, Payakumbuh, Sijunjung, Kota Sawahlunto, dan Kabupaten Dharmasraya.
Baca Juga: Polemik SKB 3 Menteri, DPRD Sumbar Sebut Pemerintah Terburu-buru
Besaran konsentrasi PM2.5 masih berada di kisaran 5-12 μg/m3 sehingga masih berada pada kondisi kualitas udara baik.
Sedangkan potensi hujan berdasarkan rilis BMKG masih berpeluang terjadi sebagian besar di wilayah Sumbar. Hal ini dapat membantu mencuci udara.
"Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran," katanya.
Berita Terkait
-
Sosok Hamdani, Putra Pesisir Selatan yang Jadi Penjabat Gubernur Sumbar
-
Padang Dilanda Kekeringan, Puluhan Hektare Sawah Gagal Panen
-
Prakiraan Cuaca Pandeglang Hari Ini, Hujan Masih Turun di Sejumlah Titik
-
IRT Tewas Gantung Diri di Rumah Kosong Pasaman Barat
-
Komitmen BTN Bertahan di Tengah Pandemi dan Terpuruknya Bisnis Perumahan
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
Terkini
-
Ancaman Serangan Digital Mengintai Aktivis Sumbar, Ini Hasil Diskusi Publik AJI Padang dan INTERES
-
Penghargaan dari Euromoney Awards for Excellence 2025, Wujud Komitmen BRI Perkuat Layanan
-
Indeks Pariwisata Halal Sumbar 2025 Meningkat versi IMTI, Ini Alasannya
-
Warga Sumbar Dilarang Makan Telur Penyu, Ini Alasannya
-
Padang Siapkan Tsunami Drill Skala Besar, 200 Ribu Warga Bakal Dilibatkan Ikut Simulasi Bencana!