Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 09 Januari 2021 | 21:16 WIB
Ilustrasi pesawat milik maskapai Sriwijaya Air. [Antara]

SuaraSumbar.id - Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak terjatuh di kawasan perairan Kepulauan Seribu, setelah dinyatakan hilang kontak beberapa waktu usai bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021).

Setiap peristiwa selalu menyisakan cerita duka dan mengharukan. Seperti yang dialami satu keluarga bernama Jojo, Dini, Nauryn dan Falle. Mereka batal menumpangi pesawat Boeing 737-500 itu karena hasil uji tes swab PCR-nya lamban keluar dari rumah sakit.

Kisah haru ini dibagikan salah seorang warga asal Pontianak, Muhammad Yusuf Setiawan kepada Suara.com melalui direct message (dm) Instagram pada Sabtu (9/1/2021).

"Jadi kakak saya dengan istrinya dan dua anaknya semalam sudah booking tiket untuk penerbangan itu. Mereka pulang ke Pontianak setelah liburan dari Jakarta," kata Yusuf.

Baca Juga: Hilang Kontak, Pesawat Sriwijaya Air Rute Jakarta-Pontianak Masih Dicari

"Namun, hasil test swab keluarnya lambat. Akhirnya bookingan hangus dan ganti penerbangan lain," sambungnya lagi.

Meski demikian, lanjut dia, sang kakak sempat berencana booking ulang dengan pesawat yang mengalami nasib nahas tersebut.

"Saat mau booking ulang, harganya naik, akhirnya cancel dan pakai penerbangan lain. Alhamdulillah sekarang sudah sampai di rumah. Saya jemput di Bandara Supadio," paparnya.

Seperti diketahui, Badan SAR Nasional atau Basarnas memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1/2021), jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Hal itu dinyatakan Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayjen Bambang Suryo Adi dalam konferensi pers. Basarnas menduga pesawat terjatuh di perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Baca Juga: Kemenhub Investigasi Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak

"Kami menerima informasi pukul 14.55 WIB soal Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak. Setelah itu kami koordinasi dengan pihak Bandara Soekarno-Hatta," kata Bambang.

Basarnas segera mengerahkan kapal-kapal karet, sea rider, dan alat penyelamatan lain ke titik lokasi diduga pesawat itu jatuh.

"Sekitar 1,5 mil sampai 2 mil dari mulut pantai, di situlah kami melakukan pencarian," kata dia.

Saat ini, Basarnas juga telah mendirikan posko pencarian. Namun, tim pencarian terkendala pencahayaan untuk melakukan investigas pada malam ini.

"Namun, kami tetap usahakan untuk menemukan titik pasti jatuhnya pesawat tersebut," terangnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam jumpa pers secara daring mengaku prihatin atas musibah jatuhnya pesawat di perairan Kepulauan Seribu.

"Kami turut prihatin atas kejadian ini," katanya.

Dia juga mengatakan, jumlah orang di dalam pesawat itu mencapai 62 orang. Penumpang 50 orang dan 12 orang kru pesawat.

Load More