Bupati Limapuluh Kota Kaget Harga Ekstrak Gambir di India Melonjak: Harga dari Petani Sumbar Murah!

Menurut Safni, seluruh ekstrak gambir yang dipasarkan di India sejatinya berasal dari Sumbar, terutama dari Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Riki Chandra
Kamis, 20 November 2025 | 15:46 WIB
Bupati Limapuluh Kota Kaget Harga Ekstrak Gambir di India Melonjak: Harga dari Petani Sumbar Murah!
Bupati Limapuluh Kota, Safni. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  • Harga ekstrak gambir di India jauh lebih tinggi dari Indonesia.
  • Bupati desak pemerintah pusat tangani ketimpangan harga petani gambir daerah.
  • Tiga langkah strategis disiapkan untuk peningkatan kualitas dan hilirisasi gambir.

SuaraSumbar.id - Bupati Limapuluh Kota, Safni, mengungkapkan keterkejutannya setelah mengetahui harga ekstrak gambir asal Sumatera Barat (Sumbar) yang dijual di India bisa mencapai 10 dolar AS atau sekitar Rp 160 ribu per kilogram.

Temuan ini sangat berbeda dengan harga di tingkat petani yang hanya sekitar Rp 40 ribu per kilogram.

Menurut Safni, seluruh ekstrak gambir yang dipasarkan di India sejatinya berasal dari Sumbar, terutama dari Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Kondisi ini membuat ketimpangan harga semakin disorot karena petani berada pada posisi yang paling dirugikan.

Ia meminta pemerintah pusat, khususnya Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan, memberikan perhatian besar terhadap masalah tersebut.

Safni menilai harga ekstrak gambir yang diterima petani saat ini terlalu rendah. "Bagi saya, Rp 40 ribu per kilogram yang dibeli dari petani itu terlalu penekanan sekali," ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (20/11/2025).

Safni memaparkan tiga langkah penting untuk meningkatkan nilai jual ekstrak gambir, komoditas bernama latin Genus uncaria yang selama ini menjadi andalan daerah.

Langkah pertama adalah meningkatkan kualitas serta produksi gambir melalui kerja sama antara petani dan pemerintah daerah. Perbaikan kualitas dianggap krusial agar komoditas ini memiliki daya tawar lebih kuat di pasar internasional.

Langkah kedua adalah percepatan pendirian pabrik pengolahan gambir di Sumbar. Hilirisasi dianggap penting agar daerah tidak lagi bergantung pada ekspor gambir mentah.

Menurut Safni, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah memberi dukungan penuh terhadap rencana pembangunan pabrik tersebut dalam kunjungannya ke Sumbar pada 16 September 2025.

Dalam kesempatan itu, Andi bahkan menyarankan pemerintah daerah untuk mencari pabrik pengolahan terbaik di China yang dapat dijadikan mitra.

Safni juga menjelaskan perbandingan hasil antara proses pengolahan manual dan modern. Dari satu kilogram daun gambir, produksi manual hanya menghasilkan sekitar 0,8 ons. Namun jika menggunakan peralatan modern, hasilnya bisa mencapai dua ons.

Langkah ketiga adalah kebutuhan pendanaan besar untuk pengumpulan hasil petani. Safni menyebut produksi gambir di Kabupaten Limapuluh Kota saja mencapai 1.500 ton per bulan, sehingga diperlukan sistem pengumpulan yang lebih terstruktur untuk mendukung hilirisasi dan peningkatan harga ekstrak gambir di tingkat petani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini