Petani di Sumbar Diminta Tanam Padi Serentak, Apa Manfaatnya?

Bulog Sumatera Barat (Sumbar) mendorong agar pemerintah daerah bersama para petani melaksanakan tanam padi serentak.

Riki Chandra
Selasa, 15 April 2025 | 20:44 WIB
Petani di Sumbar Diminta Tanam Padi Serentak, Apa Manfaatnya?
Bulog Sumbar dorong tanam padi serentak. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Bulog Sumatera Barat (Sumbar) mendorong agar pemerintah daerah bersama para petani melaksanakan tanam padi serentak. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga kestabilan harga gabah di wilayah tersebut.

Imbauan ini disampaikan langsung oleh Pemimpin Perum Bulog Sumbar, Darma Wijaya. Menurutnya, tanam serentak menjadi langkah strategis dalam menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan gabah.

“Idealnya tanam padi dilakukan serentak, supaya harga gabah tidak berfluktuasi dan kebutuhan beras masyarakat tetap terpenuhi,” ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa (15/4/2025).

Menurut Darma, peran kepala daerah menjadi krusial untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan petani agar menyadari pentingnya keseragaman musim tanam.

Kondisi topografi dan cuaca yang berbeda antarwilayah memang menjadi tantangan. Namun demikian, menurut Bulog, hal ini dapat diatasi melalui regulasi tanam padi yang terencana dan terintegrasi.

“Dengan regulasi yang mengatur jadwal tanam, Bulog bisa lebih mudah memetakan daerah sentra produksi dan menjaga cadangan pangan,” jelas Darma.

Selama periode Februari hingga April 2025, Bulog Sumbar telah menyerap sebanyak 1.400 ton beras dari petani.

Pihaknya terus membuka komunikasi aktif dengan para petani guna menampung aspirasi terkait kebijakan serapan beras nasional.

“Petani senang karena ada jaminan pembelian hasil panen. Kami harap serapan seperti ini bisa berlanjut,” tambah Darma.

Stok beras Bulog Sumbar hingga pertengahan April 2025 tercatat sebanyak 16.200 ton. Angka ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumbar selama empat bulan ke depan. Di sisi lain, kondisi produksi padi secara umum di provinsi ini masih dinyatakan aman.

Persediaan pangan di Bulog. [Dok. Antara]
Persediaan pangan di Bulog. [Dok. Antara]

Sekretaris Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar, Ferdinal Asmin, menyebut produksi padi rata-rata mencapai 100 ribu ton per bulan. Bahkan pada musim panen raya, bisa menembus angka 150 ribu ton.

“Stok beras secara umum masih mencukupi, kecuali di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang bukan daerah penghasil gabah,” ucap Ferdinal.

Meski pasokan aman, Ferdinal menekankan perlunya peningkatan indeks pertanaman di Sumbar. Saat ini, indeks pertanaman berada di angka 1,6, yang berarti dalam dua tahun, petani hanya bisa panen tiga kali.

“Kami berharap indeks ini bisa meningkat supaya produktivitas padi juga naik,” tambahnya.

Upaya tanam serentak dan peningkatan indeks pertanaman menjadi penting tidak hanya untuk menjaga ketersediaan beras, tetapi juga untuk menghadapi tantangan iklim yang makin tak menentu.

Dalam konteks ketahanan pangan nasional, langkah-langkah ini mendukung strategi pemerintah dalam menjaga harga tetap stabil dan petani tetap sejahtera.

Dukungan terhadap tanam serentak juga sejalan dengan program penguatan cadangan pangan nasional yang digencarkan oleh pemerintah pusat melalui Bulog.

Dengan stok yang cukup dan pengaturan musim tanam yang tepat, Sumbar dinilai mampu menjadi wilayah penopang ketahanan pangan, khususnya di Pulau Sumatera.

Pemerintah daerah bersama Bulog dan instansi pertanian lainnya kini diminta segera menyusun skema tanam serentak yang disesuaikan dengan karakteristik tiap wilayah.

Langkah ini diharapkan dapat menjaga harga gabah tetap stabil, produksi terjaga, serta mencegah spekulasi harga di pasaran.

Apa Keuntungan Tanam Padi Serentak?

Metode tanam padi serentak dinilai memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produktivitas pertanian. Sistem ini diyakini mampu menekan serangan hama secara alami.

Penerapan tanam padi serentak mampu memutus siklus hidup hama karena seluruh area pertanian ditanami secara bersamaan. Hal ini membuat serangan hama menjadi minim, sehingga penggunaan pestisida bisa ditekan dan biaya produksi ikut menurun.

Tak hanya itu, sistem tanam padi serentak juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. Dengan hasil panen yang meningkat, ketersediaan stok beras menjadi lebih terjaga. Bahkan, produksi dapat mencapai hingga 7 ton per hektare, jauh di atas rata-rata nasional.

Manfaat lain yang dirasakan petani yakni meningkatnya penghasilan. Serangan hama yang rendah serta hasil panen yang melimpah memberikan dampak langsung pada pendapatan mereka. Program ini pun menjadi salah satu langkah konkret untuk memperkuat posisi petani sebagai garda terdepan dalam menjaga ketersediaan pangan.

Meski demikian, tanam padi serentak juga memiliki tantangan. Karena semua tahapan budidaya dilakukan bersamaan, seperti pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen, dibutuhkan tenaga kerja yang lebih besar.

Jika tidak didukung dengan manajemen pertanian yang baik, metode ini berisiko menyebabkan penurunan kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Dengan segala keunggulan dan tantangannya, tanam padi serentak tetap menjadi solusi strategis dalam menghadapi berbagai permasalahan pertanian, terutama dalam meningkatkan produksi padi, mengurangi biaya, dan menekan serangan hama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini