SuaraSumbar.id - Warga di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), digegerkan dengan penemuan mayat pria tanpa identitas yang terdampar di Sungai Batang Sianok.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (25/3/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Jasad tersebut ditemukan dalam kondisi tanpa busana.
Kapolsek Matur AKP Nofriandy mengatakan, mayat pria tanpa identitas itu pertama kali dilihat oleh seorang warga bernama Uwarnel (56) saat sedang menggembalakan kerbau di sekitar sungai.
"Saksi melihat jasad dalam posisi tengkurap tanpa busana di sungai yang berbatu dan berpasir. Kemudian ia langsung memberitahukan warga sekitar dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Matur," ujar Nofriandy, dikutip dari Antara.
Menerima laporan tersebut, pihak kepolisian segera menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Polsek Matur juga berkoordinasi dengan tim Inafis Polres Agam guna melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan bersama dokter Puskesmas setempat, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Sampai saat ini, identitas mayat pria tanpa identitas itu masih belum diketahui karena tidak ditemukan kartu identitas apa pun di tubuhnya.
Jasad korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Lubuk Basung untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kepolisian mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke Polsek Matur atau Polres Agam.
Warga Agam Waspada Erupsi Gunung Marapi
Di sisi lain, warga Kabupaten Agam juga diminta mewaspadai erupsi Gunung Marapi. Diketahui, gunung marapi aktif di Sumbar berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap erupsi Gunung Marapi.
![Erupsi Gunung Marapi. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/25/50305-gunung-marapi.jpg)
Pasalnya, aktivitas gunung yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah itu kini kembali meningkat. Ditambag lagi tingginya curah hujan dalam beberapa hari ke depan.
"Erupsi Gunung Marapi yang disertai hujan deras berpotensi memicu bencana sekunder, seperti longsor dan banjir lahar dingin. Kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada," ujar Mahyeldi, Kamis (20/3/2025).
Mahyeldi menekankan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang bermukim di sekitar Gunung Marapi, Sitinjau Lauik, serta daerah rawan longsor dan galodo lainnya.
Peningkatan kesiapsiagaan juga perlu dilakukan oleh warga yang tinggal di kawasan jalur mudik Lebaran yang rawan terdampak.
Sebagai langkah mitigasi, Pemprov Sumbar bersama BMKG telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Beberapa di antaranya adalah pemasangan kamera pemantau serta sirene untuk memberi peringatan dini jika terjadi peningkatan debit air di hulu sungai sekitar Gunung Marapi.
Selain itu, kata Gubernur Mahyeldi, alat berat dan pos siaga telah disiagakan di titik-titik rawan longsor, khususnya di jalur mudik.
BMKG juga akan memperbarui peringatan dini setiap tiga hari sekali guna memastikan masyarakat mendapatkan informasi terkini mengenai potensi bencana.
Mahyeldi juga mengimbau para pemudik untuk selalu memantau informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan agar terhindar dari risiko bencana.
"BMKG dan BPBD telah menyampaikan informasi peringatan dini kepada masyarakat setempat. Kami mengajak masyarakat dan pemudik untuk rutin mengecek perkembangan informasi dari BMKG," ujarnya.
Sebagai bagian dari sosialisasi, informasi terkait cuaca dan potensi bencana akan disampaikan melalui berbagai kanal publik, seperti videotron, media sosial, layanan info mudik s.id/mudiksumbar, serta aplikasi Sumbar Madani dan Info BMKG. (Antara)