SuaraSumbar.id - Sebanyak 8,3 hektare lahan pertanian yang sebelumnya terdampak bencana kini mulai kembali dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Lahan pertanian itu awalnya rusak diterjang banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi.
Camat Rambatan, Roza Melfita mengatakan, optimasi lahan yang dilakukan pemerintah daerah telah membuahkan hasil, dan warga setempat sudah mulai melakukan penanaman.
"Data sementara dari penyuluh pertanian lapangan Rambatan, luas lahan yang telah mulai ditanami oleh petani mencapai kurang lebih 8,3 hektare," ujar Roza Melfita, dikutip Selasa (3/12/2024).
Menurut Roza, lahan pertanian tersebut tersebar di dua wilayah utama, yaitu Jorong Pabalutan seluas 7,5 hektare dan Jorong Panti Nagari Rambatan dengan total 0,8 hektare.
Penanaman dilakukan oleh lima kelompok tani yang mengelola lahan berdasarkan sumber daya yang tersedia, baik dengan alat berat maupun swadaya petani.
Di Jorong Pabalutan, terdapat tiga kelompok tani yang telah mengelola lahan. Kelompok Tani Sawah Taruko mengelola 2,5 hektare secara swadaya, Kelompok Tani Pasir Lantak Jaya mengelola 4 hektare dengan alat berat dan swadaya, serta Kelompok Tani Pulau Indah mengelola 1 hektare dengan metode serupa.
Sementara di Jorong Panti, dua kelompok tani aktif memanfaatkan lahan, yakni Kelompok Tani Ganang Patra dengan 0,5 hektare secara swadaya, dan Kelompok Tani Sawah Taba seluas 0,3 hektare yang menggunakan bantuan alat berat dari pemerintah.
"Lahan yang ditanami menyesuaikan kondisi masing-masing. Jika sumber air mencukupi, lahan ditanami padi. Namun, jika tidak, warga memilih menanam jagung terlebih dahulu," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar, Sri Mulyani mengatakan, optimasi lahan ini merupakan kerja sama antara pemerintah daerah dengan Kodim 0307 Tanah Datar. Tujuan utamanya adalah memulihkan produktivitas sawah yang terdampak bencana banjir bandang.
"Secara total, optimasi lahan telah dilakukan pada 335 hektare lahan yang tersebar di 14 kecamatan. Jumlah ini didasarkan pada verifikasi ulang dan pemetaan lapangan, dengan kategori kerusakan berat," jelas Sri Mulyani.
Upaya ini diharapkan mampu membantu masyarakat memulihkan kembali ekonomi berbasis pertanian di wilayah terdampak bencana. (antara)