Tradisi Unik Tangkap Ikan Larangan Jelang Maulid Nabi di Padang Pariaman Masih Bertahan

Warga Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Garingging, masih mempertahankan tradisi unik menangkap ikan larangan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Riki Chandra
Kamis, 12 September 2024 | 20:23 WIB
Tradisi Unik Tangkap Ikan Larangan Jelang Maulid Nabi di Padang Pariaman Masih Bertahan
Tradisi ikan tangkap ikan larangan di Padang Pariaman. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Warga Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Garingging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, masih mempertahankan tradisi unik menangkap ikan larangan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Aktivitas ini telah menjadi bagian integral dari budaya lokal, yang dilaksanakan setiap tahunnya dengan menggunakan peralatan tradisional.

"Tradisi menangkap ikan larangan ini telah berlangsung lama, dilaksanakan setiap tahunnya menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Wali Nagari Kuranji Hulu, Salman Hardani, Kamis (12/9/2024).

Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan silaturahmi antar warga dan perantau yang pulang kampung, tetapi juga memperkuat kekompakan masyarakat setempat.

Jenis ikan yang ditangkap selama tradisi ini adalah 'Gariang' atau Garing dan 'Kulari' atau Kelari. Ikan-ikan ini tidak hanya untuk dinikmati bersama keluarga, tetapi juga digunakan sebagai lauk pada nasi bungkus yang dibawa ke Masjid Jamiak pada puncak perayaan Maulid Nabi, yang akan dilaksanakan pada Selasa (17/9).

"Warga akan membawa nasi bungkus ke masjid, dengan ikan sebagai lauknya," tambah Salman.

Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antar warga, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian lokal. Pedagang yang berjualan di tepi sungai memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Warga menggunakan berbagai alat tangkap tradisional, mulai dari senapan khusus untuk ikan hingga jala dan perangkap yang terbuat dari kayu dan bambu.

Salman menekankan bahwa dalam pelaksanaan tradisi ini, warga dilarang menggunakan racun atau setrum untuk menangkap ikan karena dapat berdampak buruk pada ikan-ikan kecil.

Riswandi, salah seorang warga Kuranji Hulu, menjelaskan bahwa ia dan rekan-rekannya membangun perangkap ikan tradisional yang dikenal sebagai Sukam selama empat hari.

"Alat tangkap ini mengarahkan aliran air sungai ke satu arah dengan ujung berbentuk air terjun kecil. Di bawah air terjun, kami menyusun kayu-kayu kecil untuk menangkap ikan," ungkap Riswandi.

Di sisi lain, Ramadhani menggunakan alat perangkap ikan yang disebut Lukah, terbuat dari bambu dan disusun sehingga ikan yang terperangkap tidak bisa keluar.

"Lukah ini dimasukkan ke dalam air dan ditutup dengan dedaunan agar ikan masuk dan berlindung di dalamnya. Kami akan mengangkat perangkap tersebut setelah ikan sudah banyak," tambah Ramadhani. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak