Temuan-temuan tersebut, lanjut Robby, menambah data tentang peradaban kuno Maek. “Data-data ini akan berguna untuk penelitian mengenai peradaban Maek ke depannya," katanya.
Robby menjelaskan soal hasil uji analisis odontologi forensik dan arkeo-odontologi secara radiograf 3D (CBCT) terhadap 4 rangka manusia Maek yang diekskavasi pada 1986 lalu.
Dari analisis di laboratorium arkeo-odontologi forensik, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad itu, diketahui umur, ras, serta jenis kelamin 4 rangka manusia Maek itu.
“Data terbaru ini mengoreksi data sebelumnya dari tahun 1986,” kat Penggiat Budaya Kemdikbudristek itu.
“Ini adalah kemajuan luar biasa, setelah terhentinya penelitian serius terhadap rangka-rangka tersebut sejak digali," sambungnya lagi.
Dalam pameran bertajuk “Membentangkan Maek: Pameran Hasil Riset dan FGD Maek” itu, salah satu rangka manusia Maek juga turut dipamerkan kepada publik. Ini adalah kali pertama rangka itu ‘pulang’ ke asalnya.
Pameran ini akan dibuka pada Minggu pagi (13/7/24) di Gedung Gambir / Pertanian Unand di Payakumbuh dan terbuka untuk umum.
“Dalam kegiatan pra-festival ini, juga ada beberapa diskusi mengenai peradaban kuno Maek,” tambah Robby.
Diskusi akan dipantik oleh para pakar di bidangnya masing-masing. Ada R Triwurjani, arkeolog dari BRIN yang telah berpengalaman meneliti Maek. Ada Prof. Gadha Gemaiey pakar simbolisme dan peradaban kuno dari Mesir, Dr Satoru Miwa ahli restorasi dan konservasi cagar budaya, serta Prof Nadra linguis FIB Unand yang punya kepakaran di bidang lingustik di daerah 50 Kota.
Diskusi-diskusi tersebut digelar di Lantai 3 Kantor Balaikota Payakumbuh selama 2 hari, dari 14 hingga 15 Juli 2024. Diskusi lainnya akan berlangsung di Agam Jua Cafe pada 16 Juli 2024.