SuaraSumbar.id - Sepasang suami-istri di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), berhasil selamat dari terjangan banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi pada Sabtu (11/5/2024) lalu.
Mereka adalah Mufrianto (45) dan Efri (35). Keduanya selamat berkat memanjat batang pokat dan bergelantungan di pohon tersebut sekitar 1,5 jam hingga akhirnya air sungai kembali menyusut.
Mufrianto dan Efri menceritakan kejadian dan peristiwa banjir bandang dan lahar dingin yang merenggut puluhan jiwa di Kabupaten Tanah Datar itu.
Malam itu, Mufrianto dan isteri beraktivitas seperti biasa, yakni berjualan di warungnya di Nagari Parambahan, Kecamatan Lima Kaum.
Mereka tinggal di warung itu. Dua orang anaknya tidur di rumah orang tua Efri yang tidak jauh dari tempat mereka berjualan.
Menurutnya, malam itu kondisi alam tenang dan tidak ada tanda-tanda banjir bandang. Sebab, tidak ada angin dan tidak ada hujan, air sungai pun terlihat kecil.
Namun sore harinya, dia mengaku memang agak sering melihat ke arah sungai dari sebelum-sebelumnya. Dan, air sungai pun tampak seperti biasanya.
Dia tidak memiliki firasat akan terjadi banjir bandang. Hanya saja berpikiran mungkin di atas gunung sedang terjadi hujan. Sebab, Batang Lona berhulu langsung dari Gunung Marapi.
"Tidak ada firasat akan terjadi banjir bandang. Cuman waktu itu air sungai memang sudah bau. Mungkin di Gunung sedang hujan dalam hati saya," katanya, Selasa (21/5/2024).
Mufrianto menyebut, biasanya warung miliknya ramai, banyak yang datang dan duduk meminum kopi. Namun pada malam itu terasa sepi, warung yang biasanya ramai hanya diisi dia dan satu orang temannya, sedangkan isterinya sudah tidur.
Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB malam, suasana yang sebelumnya terasa tenang dan baik-baik saja berubah drastis. Air sungai tiba-tiba meluap hingga ke pemukiman warga.
Tidak ada waktu bagi Mufrianto dan isteri menyelamatkan barang-barang berharga, keselamatan mesti yang utama.
"Air sungai besar teriak teman saya, spontan saya ambil senter dan langsung bangunkan isteri dan berlari menyelamatkan diri," kata Mufrianto.
Suasana semakin mencekam, listrik padam, yang terdengar hanyalah suara gemuruh air besar. Isteri Mufrianto yang mencoba menyelamatkan diri terjepit disebuah pintu mobil yang didorong oleh derasnya air.
"Pas lari saya lihat kebelakang isteri saya tidak ada, saya senterin ternyata terjepit dia pintu mobil, lalu saya balik lagi menyelamatkanya," terang Mufrianto.
- 1
- 2