SuaraSumbar.id - Tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memetakan sejumlah wilayah rawan bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi susulan. Hal ini dilakukan karena masih tingginya potensi hujan beritensitas sedang hingga lebat mengguyur Sumatera Barat (Sumbar) sampai beberapa waktu ke depan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa berdasarkan analisis pemetaan bersama Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Balai Wilayah Sungai Kementerian PUPR, wilayah rawan tersebut sebagian besar dilintasi aliran sungai yang bagian hulunya berada di puncak-lereng Gunung Marapi.
Wilayah rawan terdampak banjir susulan tersebut di antaranya meliputi Desa Sawah Gombak (Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar), Desa Pasia Laweh (Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam), Desa Sungai Tarab (Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Tanah Datar).
Selanjutnya, Desa Bukik Batubuah (Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam), Batipuh Ateh (Kecamatan Batipuh Ateh, Kabupaten Tanah Datar), Batipun Baruah (Kabupaten Tanah Datar), Objek Wisata Bukik Bulek (Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota).
"Ada yang sudah terdampak dan ada yang diperkirakan rawan atau terancam terdampak; seperti Batubuah sudah terdampak pada 11/5 lalu masih berbahaya susulan. Dan kami juga memetakan tiga desa lain seperti Desa Sawah Gombak, Pasia Laweh dan Sungai Tarab yang sebelumnya tidak terdampak tapi dikhawatirkan terancam terdampak," ujarnya.
Ia menjelaskan, desa-desa tersebut berpotensi terdampak bencana banjir lahar susulan bila hujan intensitas sedang hingga sangat deras benar-benar turun dalam beberapa waktu ke depan. Terlebih, desa tersebut berada di daerah hilir atau beririsan langsung dengan sungai-sungai di puncak/lereng Gunung Marapi.
Sementara, hasil analisa tim Meteorologi BMKG potensi hujan dengan intensitas sedang - sangat deras itu masih ada dan berlangsung setidaknya hingga 22 Mei 2024, khususnya di wilayah Tanah Datar, Agam, Padang Pariaman, Padang Panjang yang saat ini terpantau masih diselimuti awan penghujan pada sore - malam hari.
Menurut dia, hujan itu berpeluang menggugurkan endapan material lahar, bebatuan kecil dan besar hingga berdiameter 3- 4 meter dari puncak dan lereng Gunung Marapi yang baru erupsi beberapa waktu. Laporan dari tim Badan Geologi diketahui sisa material lahar di atas kurang lebih ada 1 juta meter kubik, dan masih banyak bebatuan (bom vulkanik) yang mengendap.
Dengan demikian ia menilai guyuran hujan yang bercampur partikel-partikel lahar itu akan menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk dan memporakporandakan pemukiman penduduk.
"Sehingga harapan dan rekomendasi nya dari ini, bila hujan kembali mengguyur zona tersebut harus ditutup dari segala aktivitas sehingga tidak timbul dampak kerusakan ataupun korban baru," ujarnya. (Antara)