Apa Penyebab Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi? Ini Penjelasan PVMBG

"Kondisi Gunung Marapi masih belum stabil dan kami terus mewaspadai potensi bahaya lahar, terutama di musim hujan ini," imbuhnya.

Bernadette Sariyem
Selasa, 14 Mei 2024 | 15:07 WIB
Apa Penyebab Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi? Ini Penjelasan PVMBG
Aktivitas Gunung Marapi pada Sabtu (10/2/2024) [Ist/Antara]

SuaraSumbar.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan bahwa banjir lahar dingin yang terjadi di Gunung Marapi, Sumatera Barat pada Sabtu (11/5/2024) dipicu oleh curah hujan tinggi di wilayah tersebut.

Ketua Tim Gunung Api Badan Geologi PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari, menjelaskan bahwa kombinasi antara curah hujan dan material vulkanik dari erupsi terdahulu berkontribusi pada pembentukan lahar.

“Curah hujan yang tinggi di area sungai yang berhulu di Gunung Marapi menjadi faktor utama terjadinya banjir lahar ini. Endapan erupsi Marapi yang bercampur dengan air hujan menghasilkan lahar,” kata Heruningtyas, Selasa (14/5/2024).

Heruningtyas juga menyebutkan, status Gunung Marapi saat ini berada di level tiga atau siaga dengan radius aman ditetapkan sekitar 4,5 kilometer dari pusat erupsi.

"Kondisi Gunung Marapi masih belum stabil dan kami terus mewaspadai potensi bahaya lahar, terutama di musim hujan ini," imbuhnya.

PVMBG menekankan pentingnya kewaspadaan terutama bagi masyarakat yang berada di bantaran sungai.

Debit air yang tinggi dan tumpukan material vulkanik di puncak dapat menyebabkan lahar besar, sehingga pemerintah daerah diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

“Badan Geologi telah membuat peta rawan bencana aliran lahar dan pos pemantau terus memberikan laporan setiap enam jam. Kami menyarankan masyarakat untuk berhati-hati, terutama saat curah hujan tinggi di area puncak yang bisa memicu lahar,” terang Heruningtyas.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa besarnya lahar sangat tergantung pada intensitas curah hujan. Heruningtyas menambahkan bahwa situasi serupa juga berpotensi terjadi di gunung-gunung lain seperti Gunung Semeru, yang telah beberapa kali menyebabkan korban jiwa karena lahar.

Kondisi ini menegaskan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, Badan Geologi, dan masyarakat untuk secara bersama-sama meningkatkan kesiagaan dan mitigasi bencana di area rawan bencana geologi.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak