Jemaah Tarekat Syattariyah di Sijunjung Baru Lebaran Jumat Kemarin

"Kemarin bulan itu tidak terlihat, sebagaimana laporan dari beberapa daerah lainnya juga," ujarnya, dikutip hari Sabtu (13/4/2024).

Chandra Iswinarno
Sabtu, 13 April 2024 | 12:50 WIB
Jemaah Tarekat Syattariyah di Sijunjung Baru Lebaran Jumat Kemarin
Seorang jamaah mengumpulkan infak sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri Tarekat Syattariyah di kawasan kompleks Makam Syekh Burhanuddin, Ulakan, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat. FOTO/Iggoy el Fitra

SuaraSumbar.id - Puluhan ribu jemaah Tarekat Syattariyah di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, baru saja merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat, 12 April 2024, yang jatuh dua hari setelah keputusan pemerintah dan sebagian besar Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam, serta empat hari setelah jamaah Naqsabandiyah.

Menurut Dramendra, seorang tokoh muda Syattariyah di Kabupaten Sijunjung, dan juga Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra setempat, jamaah Syattariyah di daerah ini mengikuti proses hisab dan rukyat dengan mata telanjang untuk menentukan awal bulan Syawal, tanpa menggunakan peralatan teknologi canggih.

"Kemarin bulan itu tidak terlihat, sebagaimana laporan dari beberapa daerah lainnya juga," ujarnya, dikutip hari Sabtu (13/4/2024).

Dramendra menyampaikan bahwa jamaah Syattariyah tersebar di hampir seluruh Nagari hingga tingkat jorong di Kabupaten Sijunjung dan mengambil pendekatan yang berbeda dalam menghitung awal bulan Islami, yang mengakibatkan perayaan Idul Fitri yang lebih lambat.

Baca Juga:Ribuan Pengunjung Padati Pasia Tiku Selama Libur Idul Fitri 1445H

Meskipun ada perbedaan dalam penentuan tanggal Idul Fitri, Dramendra menegaskan bahwa jamaah Syattariyah menghormati keputusan pemerintah dan tidak mempersoalkan perbedaan tersebut.

"Kami juga menghargai keputusan pemerintah yang berlebaran terlebih dahulu dari kami, bagi kami itu tidak menjadi persoalan, bagaimana kita saling menghargai perbedaan yang ada saja," kata Dramendra.

Tarekat Syattariyah, yang dibawa dan dikembangkan oleh ulama asal Kabupaten Padang Pariaman, Syekh Burhanuddin pada abad ke-17, merupakan salah satu dari dua tarekat besar yang tumbuh di Ranah Minang dan terus dikembangkan serta dipertahankan hingga saat ini.

Perayaan Idul Fitri yang unik ini menunjukkan kekayaan dan keragaman praktik keagamaan di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.

Kontributor : Rizky Islam

Baca Juga:Pasaman Barat Rayakan Lebaran dengan Pesta Pantai Sasak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini