SuaraSumbar.id - Nama pengusaha perempuan Eka Anugrah ini tetiba menjadi obrolan setelah namanya disebut-sebut bakal diperiksa Bawaslu terkait donasi pada pasangan calon (Paslon) AMIN.
Paslon Anies Baswedan dan Cak Imin atau AMIN ini disebut mendapatkan donasi 100 mobil dari pengusaha perempuan berhijab ini. Berikut fakta-fakta pengusaha perempuan Eka Anugrah yang mendonasikan 100 mobil pada AMIN.
1. Dilaporkan ke Bawaslu
Sosok Eka Anugrah dilaporkan ke bawaslu atas donasinya tersebut kepada paslon AMIN. Kekinian Bawaslu belum mengeluarkan pernyataan atas laporan sosok pengusaha wanita berhijab ini.
Baca Juga:Kawasan Perhutanan Sosial di Sumbar Bertambah 50,4 Hektare Selama 2023
2. Terungkap saat mengadu di desk Anies
Eka Anugerah sempat mengadu ke acara Desk Anies Baswedan. Eka pun mengaku pernah ditegur karena mendukung paslon dengan nomor urut 1 ini.
Meski mendapatkan teguran, Eka mengaku jika masih akan terus mendukung paslon yang diusung oleh partai NasDem ini.
3. Mendukung Anies karena intelektual
Dukungannya kepada sosok Anies disebut karena adanya pertimbangan akan intelektual sekaligus nilai agama yang dikampanyekan Anies dalam programnya.
Baca Juga:Jalan Lintas Sumbar-Riau Mulai Dilewati Kendaraan dengan Sistem Buka-Tutup
Melansir sejumlah sumber diketahui jika sosok Eka Anugerah ialah pengusaha wanita yang tergolong usia muda, yakni di 22 Oktober 1985. Dia merupakan anak dari ayah Anwar Sanusi dan ibu Elin Nuraeni.
4. Masih berusia 35 tahun
Pada tahun ini, Eka Anugrah berusia 35 tahun, Eka merupakan wanita yang lahir di Sumedang, Jawa Barat.
Eka pun dilekatkan dengan gelar mentereng yang membanggakan. Dia aktif sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Sumedang sejak tahun 2018 sampai dengan dua tahun yang lalu.
Eka merupakan sosok istri sekaligus ibu yang telah aktif di himpi sejak tiga tahun terakhir, yakni periode 2020 sampai dengan 2023..
5. Usahanya maju karena situasi pandemi
Eka Anugrah mengakui situasi pandemi membuatnya meraup cuan, ia memproduksi berbagai macam merk masker yang kemudian ludes di pasaran.
Wanita muda ini pun kemudian produksi masker non medis untuk dijual ke masyarakat dan banjir orderan dengan menghidupkan konveksi di wilayahnya.
Eka ternyata seorang Bidan yang praktek di Sumedang, Jawa Barat. Selain di Hipmi, ia pun aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bidang kesehatan.