SuaraSumbar.id - Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, telah mencatatkan aktivitas letusan sebanyak 72 kali sejak Minggu, 3 Desember 2023, hingga Jumat, 8 Desember 2023 pagi.
Gunung ini telah berada dalam status Level II (Waspada) sejak tahun 2011, dengan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak gunung.
Baru-baru ini, pada Minggu, 3 Desember 2023 pukul 14:54 WIB, Gunung Marapi mengalami erupsi signifikan dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter. Erupsi ini terus berlangsung hingga saat ini.
Ahmad Rifandi, petugas di Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittinggi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyampaikan rincian aktivitas letusan tersebut.
Baca Juga:Ombudsman: Buka Pendakian di Gunung Marapi, BKSDA Lakukan Maladministrasi
Pada hari Minggu, terjadi 36 letusan, diikuti oleh 10 letusan pada Senin, 6 letusan pada Selasa, 13 letusan pada Rabu, 2 letusan pada Kamis, dan 5 letusan pada Jumat.
"Data ini mencakup periode sejak Gunung Marapi meletus pada 3 Desember hingga pagi hari tanggal 8 Desember," jelasnya.
Dalam periode pascaerupsi ini, tercatat sebanyak 75 pendaki yang sedang beraktivitas di Gunung Marapi.
Data tersebut diperoleh dari BKSDA Sumbar sebagai pengelola TWA Gunung Marapi, yang tercatat melalui sistem booking online.
Dari jumlah tersebut, 23 pendaki dinyatakan meninggal dunia, sementara 52 lainnya berhasil selamat.
Baca Juga:RSAM Bukittinggi Bebaskan Biaya Perawatan dan Pengurusan Jenazah Korban Erupsi Gunung Marapi
Kondisi terkini Gunung Marapi ini menegaskan perlunya kewaspadaan yang tinggi dari masyarakat sekitar dan para pendaki, mengingat status Waspada yang masih berlaku dan seringnya aktivitas letusan yang terjadi.
Kontributor : Rizky Islam