SuaraSumbar.id - Bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan resmi dideklarasikan berpasangan dengan Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin oleh Ketum Nasdem, Surya Paloh pada Sabtu (2/9/2023) di Hotel Majapahit, Surabaya.
Pemilihan secara mendadak Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai pendamping Anies, tentu saja membuat 'gaduh' peta politik. Awalnya, PKB komit dengan Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres. Namun, saat Golkar dan PAN sudah bergabung, Cak Imin justru menyeberang ke koalisi pendukung Anies.
Imbasnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang sejak awal akan menjadi Cawapres-nya Anies, terpaksa gigit jari. Alhasil, Demokrat pun menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan yang didengungkan Nasdem, PKS dan Demokrat.
Peta politik nasional ini tentu saja merembet ke daerah, salah satunya di Sumatera Barat (Sumbar). Selama ini, Sumbar dikenal sebagai lumbungnya suara Prabowo dan itu dibuktikan dengan kemenangan telak mengalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua kali berturut-turut.
Baca Juga:DPC Demokrat Tangsel Ikut Geram Anies Khianati AHY, Singgung Etika Politik
Ada yang berpendapat bahwa kedatangan Cak Imin akan meningkatkan jumlah pemilih Anies di Sumbar. Sebab, Cak Imin dan PKB dianggap menjadi representasi NU. Apalagi, suara Nahdliyin juga banyak di Sumbar, terutama di Padang Pariaman dan Kabupaten Agam. Atas dasar itu, Prabowo Subianto perlu melakukan manuver untuk menjaga suaranya di Ranah Minang.
Politisi Gerindra, Nofi Candra, justru punya pandangan berbeda. Menurutnya, duet Anies-Cak Imin malah menguntungkan Prabowo Subianto dan Gerindra. Sebab, selama ini, pemilih Prabowo yang bergeser ke Anies adalah orang-orang yang mungkin kecewa dengan bergabungnya Gerindra ke pemerintah dan menganggap semuanya adalah pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal, Ketum Gerindra Prabowo Subianto bergabung ke pemerintah atas dasar menjaga keutuhan rakyat. Sehingga konflik Pilpres 2019 tidak berlarut-larut hingga 2024. Dengan kata lain, Prabowo mendukung segala lompatan dan program yang dibangun Presiden untuk rakyat Indonesia.
"Pendukung Anies di Sumbar tentu orang-orang yang menganggap beliau berlawanan pandangan dengan Presiden Jokowi. Nah, kehadiran Cak Imin sebagai Cawapres justru membantah semuanya," katanya kepada SuaraSumbar.id, Minggu (3/9/2023).
Selama ini, PKB adalah partai yang konsisten mendukung dan mengusung Presiden Jokowi sejak periode pertama. Kemudian, Anies Baswedan juga pernah dalam hidupnya menjadi Menteri Pendidikan pada periode pertama Jokowi menjabat sebagai Presiden RI.
Baca Juga:Sikapi Duet Anies-Cak Imin, Sufmi Dasco: Koalisi Gerindra dan PKB Otomatis Bubar!
Fakta sejarah itu menunjukkan bahwa tidak ada perlawanan hakiki dalam politik. Semua mempunyai cita-cita dan keinginan yang sama untuk mensejahterakan rakyat.
"Lalu, atas dasar apalagi suara Pak Prabowo turun di Sumbar? Beliau selesai Pilpres langsung bersama Pak Jokowi. Sekarang Pak Anies juga maju berpasangan dengan orang dekat Pak Jokowi. Artinya, semua Capres-Cawapres hari ini adalah dekat dengan Jokowi," kata Caleg DPR RI Partai Gerindra di Dapil 1 Sumbar itu.
Menurut Nofi Candra, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan semua calon peserta kontestasi Pilpres 2024 adalah putra-putra terbaik bangsa. Tidak elok rasanya menjatuhkan cita-cita yang mulai seorang pemimpin dengan narasi-narasi fitnah.
Atas dasar itu, kata mantan senator itu, dia berharap tidak ada lagi benturan isu Pilpres seperti 2019 silam. "Pendukung Pak Prabowo di Sumbar itu sudah ada dan saya yakin akan bertambah lagi di 2024. Begitu juga Pak Anies, Pak Ganjar, mereka punya pendukung juga tapi tidak sebesar pendukung Ketum Gerindra," tuturnya. (**)