SuaraSumbar.id - Sejak empat tahun terakhir, Sri Chandra Nurlaili menyulap rumahnya menjadi tempat tinggal anak-anak terlantar. Semua kebutuhannya dicukupi dan juga di sekolahkan. Bocah-bocah itu dirawat dan diasuh bersamaan dengan anak kandungnya sendiri.
Perempuan 37 tahun itu tidaklah mapan secara ekonomi. Modalnya hanya ikhlas dan berani. Dia membantu kaum duafa di sekitar tempat tinggalnya dengan cara melahirkan Komunitas Sedekah Seribu Sehari (S3). Lewat ikhtiar itu pula, anak-anak asuhnya hidup dan menimba ilmu layaknya mereka yang mampu.
Siang di hari Sabtu (12/11/2022), Suara.com menyambangi rumah Sri Chandra yang berada di Jorong Jati Tunggal dekat Balai Okok Buo, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). Saat itu, anak-anak asuhnya baru saja pulang sekolah.
Ada yang berlarian di samping rumah dekat dapur sambil berkelakar. Sebagian belajar di dalam kamar. Ada pula yang sedang makan dekat pintu bagian belakang. "Mereka baru pulang. Semuannya sudah selesai makan siang," katanya membuka cerita.
Baca Juga:Pertamina Sebut Pasokan BBM dan LPG di Sumbar Aman Selama Libur Nataru
Sri Chandra melahirkan komunitas Sedekah Seribu Sehari atau S3 sejak September 2015 lalu. Tak terhitung jumlah kaum duafa yang telah merasakan manfaat dari S3, khususnya warga miskin di Lintau IX Koto, Kabupaten Tanah Datar. Bahkan kini, S3 pun punya rumah asuh bagi anak-anak terlantar.
"Dulu hanya gerakan saya dan sejumlah alumni SMK, namanya Peduli Kasih. Lalu dapat jalur bikin komunitas S3, saya pun mencobanya," katanya.
Kanker Merenggut Nyawa Sang Kakak
Sri Chandra Nurlaili dan seorang kakaknya ternyata menderita kanker payudara. Bahkan, sang kakak harus menjalani kemo terapi selama satu tahun hingga akhirnya meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi sekitar 8 tahun lalu. Kepergian sang kakak itulah yang menjadi sejarah awal Sri Chandra aktif dalam gerakan sosial.
"Komunitas Sedekah Seribu Sehari lahir sekitar 3 bulan setelah kakak saya meninggal dunia," katanya.
Baca Juga:Dua Rumah di Bukit Tinggi Terbakar, Begini Kejadiannya
Gerakan sedekah itu bermula dari nazar perempuan yang akrap disapa Ummy Iis itu. Dia berjanji, kelak jika kanker payudaranya sembuh, maka ia akan mewakafkan hidupnya untuk membantu kaum duafa yang terserang kanker. Berkat rahmat Tuhan, Iis pun sembuh dari kanker tanpa pengobatan medis.