Zulkifli Hasan Usulkan Anggaran Rp 100 Triliun untuk Serap Hasil Petani

Ia mengaku usulan itu telah disampaikan kepada Presiden Jokowi.

Suhardiman
Minggu, 25 September 2022 | 17:24 WIB
Zulkifli Hasan Usulkan Anggaran Rp 100 Triliun untuk Serap Hasil Petani
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. [Ist]

SuaraSumbar.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan anggaran Rp 100 triliun per tahun untuk menyerap hasil para petani.

Langkah ini dilakukan untuk mendukung kesejahteraan para petani, sehingga mereka bisa fokus menanam hingga akhirnya harga bahan pokok terjangkau dan pasokan terjaga.

"Petani itu dari 50 tahun tidak beranjak kesejahteraannya. Kita ingin petani mengurus pertanian saja, tidak perlu mengurus harga.
Kita akan atur itu sehingga Rp 100 triliun kita ajukan setahun," katanya melansir Antara, Minggu (25/9/2022).

Ia mengaku usulan itu telah disampaikan kepada Presiden Jokowi. Jika disetujui maka BUMN seperti Perum Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan menyerap hasil pertanian para petani.

Baca Juga:Mahfud MD Tegur Tingkah Wakil Ketua DPRD Kota Depok yang Hukum Supir Truk, Publik: Copot Dong!

"Nanti ada RNI atau Bulog yang akan melakukan itu rencananya. Memang mesti harus duduk bersama lagi," ujarnya.

Selain itu, jika usulan ini disetujui maka kebutuhan pangan nasional akan tercukupi bahkan sekaligus meminimalisir impor pangan.

Zulkifli mengaku sejauh ini harga kebutuhan pokok masih relatif stabil meski tergolong rawan mengingat tidak adanya cadangan pangan seperti jagung dan kedelai sehingga perlu ditata lebih lanjut.

"Negara ini tidak ada stoknya, jagung tidak ada, kedelai tidak ada makanya ini harus ditata lagi," tegasnya.

Di sisi lain, harga beras saat ini mulai naik karena harga gabah naik dari Rp 4.400 menjadi Rp 5.500 karena di tiap daerah di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten membuat gabah.

Baca Juga:Studi Sebut "Kentut" Bisa Perkuat Hubungan

Ia menegaskan segera mencari solusi untuk dapat menstabilkan harga beras mengingat pengaruhnya terhadap inflasi akan sangat tinggi.

"Soal beras tidak ada tawar menawar karena pengaruh beras terhadap (headline) inflasi 3,3 persen. Beras langka tidak kebayang. Impor pun saya rela agar itu betul-betul dijaga. Kalau mahal harus ada operasi pasar," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak