Kisah Pilu Perempuan-perempuan Iran yang Perlu Bukti Perawan untuk Menikah, Sampai Minta Sertifikat Keperawanan!

Perawan sebelum menikah adalah status yang penting bagi banyak perempuan dan keluarga mereka di Iran. Bahkan, kaum pria sampai meminta sertifikat keperawanan.

Riki Chandra
Rabu, 10 Agustus 2022 | 19:17 WIB
Kisah Pilu Perempuan-perempuan Iran yang Perlu Bukti Perawan untuk Menikah, Sampai Minta Sertifikat Keperawanan!
Ilustrasi menikah (unsplash.com/@yeti)

Organisasi Medis Iran menekankan bahwa mereka hanya menjalankan tes keperawanan dalam kondisi spesifikseperti kasus pengadilan dan tuduhan pemerkosaan.

Meski demikian, sebagian besar permintaan sertifikat keperawanan masih berasal dari para pasangan yang berencana menikah. Para pasangan itu kemudian mendatangi klinik swastabahkan dalam banyak kasus didampingi ibu mereka.

Dalam proses tersebut, seorang dokter ginekologi atau bidan akan melakukan tes dan merilis sertifikat berisi nama lengkap perempuan, nama ayahnya, nomor induk kependudukan, dan kadang kala disertai foto sang perempuan.

Status selaput daranya akan tertera pada sertifikat tersebut disertai pernyataan: "Gadis ini tampaknya adalah perawan".

Baca Juga:Militer Iran Siap Siaga Balas Serangan Israel ke Gaza

Di keluarga-keluarga yang lebih konservatif, sertifikat akan ditandatangani dua saksibiasanya kedua ibu masing-masing calon mempelai.

Dr Fariba adalah salah satu dokter yang merilis sertifikat keperawanan selama bertahun-tahun. Dia mengakui tes keperawanan adalah praktik yang memalukan bagi perempuan, namun dia meyakini bahwa sejatinya dia membantu banyak perempuan.

"Mereka berada dalam tekanan berat dari keluarga. Kadang kala saya berbohong secara verbal demi pasangan. Jika mereka telah tidur bersama dan ingin menikah, saya akan mengatakan di depan keluarga mereka bahwa perempuan ini adalah perawan."

Praktik tes keperawanan tetap berlangsung karena, bagi banyak pria, menikahi seorang perawan adalah sesuatu yang fundamental.

"Jika seorang perempuan kehilangan keperawanannya sebelum menikah, dia tidak bisa dipercaya. Dia mungkin meninggalkan suaminya demi pria lain," kata Ali, seorang teknisi listrik berusia 34 tahun dari Shiraz.

Baca Juga:Kecam Negara-negara Arab, Korps Pengawal Revolusi Iran: Israel dan Sekutunya Akan Menyesal Menyerang Palestina

Tapi dia mengaku telah berhubungan seks dengan 10 perempuan. "Saya tidak tahan," ucapnya.

Ali menerima ada standar ganda di masyarakat Iran, namun dia bersikukuh bahwa tiada alasan tradisi diakhiri.

"Norma-norma sosial menerima bahwa pria punya lebih banyak kebebasan dari perempuan."

Pandangan Ali serupa dengan banyak orang, khususnya di wilayah-wilayah pedesaan yang konservatif di Iran.

Meski rangkaian demonstrasi semakin banyak menentang tes keperawanan, tapi karena pandangan tes keperawanan sangat mengakar dalam budaya Iran, banyak pihak percaya diakhirinya tes keperawanan oleh pemerintah dan parlemen bakal sulit segera berlangsung.

Harapan untuk masa depan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini