Tiga Pendulang Emas di Solok Selatan Tewas Tertimpa Runtuhan Tanah Lubang Tambang Ilegal

Tambang emas ilegal di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) makan korban.

Riki Chandra
Kamis, 21 Juli 2022 | 18:45 WIB
Tiga Pendulang Emas di Solok Selatan Tewas Tertimpa Runtuhan Tanah Lubang Tambang Ilegal
Ilustrasi mayat, jenazah. [Envato]

SuaraSumbar.id - Tambang emas ilegal di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) makan korban. Tiga orang pendulang emas dilaporkan tewas tertimpa runtuhan tanah lubang tambang yang berada di Jorong Talakik, Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (19/7/2022). Ketida pendulang emas tradisional itu bernama Jazam (50), Syahrial (45), dan Juli Saputra (16). Semuanya tercatat sebagai warga Jorong Koto Tuo, Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Solok Selatan.

Kapolsek Sangir Batang Hari Iptu Dedy Syahputra membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, lubang galian tempat warga mendulang emas tersebut adalah lubang galian tambang ilegal lama.

Dia mengatakan bahwa banyak masyarakat Ranah Pantai Cermin yang menggantungkan mata pencahariannya dengan cara mendulang emas secara tradisional di lokasi tersebut.

Baca Juga:Viral Video Maling Kotak Amal Masjid di Padang, Polisi Buru Pelaku

"Kita tidak tau kapan mereka masuk dan bekerja. Mereka melihat lubang-lubang galian lama, itulah yang mereka manfaatkan mengambil sisa-sisa material seperti pasir atau yang bisa untuk didulang," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Kamis (21/7/22).

"Tidak ada angin, tidak ada hujan dan saat cuaca cerah pula, pas mereka menggali itu. Mungkin longsor dari atas. Mereka mengambil bagian bawah, kenalah mereka tertimbun material longsor dari atas tersebut," sambungnya lagi.

Menurut Kapolsek, proses evakuasi korban menghabiskan waktu selama 1 jam 30 menit. Semua korban ditemukan dalam kedaan meninggal dunia.

"Kita sudah sering memperingatkan bahkan sampai memberikan penindakan. Tapi, masyarakat mengeluh karena satu-satunya mata pencarian mereka adalah itu," terangnya.

Dia juga menyebutkan kejadian naas seperti ini sudah berulang. Bahkan dulunya, ada 9 orang yang meninggal akibat tertimpa longsor tanah tambang.

Baca Juga:2 Pendulang Emas di Kabupaten Mimika Terseret Arus Sungai Meninggal Dunia

"Bagaimana lagi, mereka mengatakan tidak memiliki pekerjaan lain bahkan tidak ada lahan untuk berladang," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini