SuaraSumbar.id - Sumatera Barat mengalami kenaikan inflasi pasca Ramadhan dan Idul Fitri. Pada Mei 2022 tercatat kenaikan inflasi 5,18 persen, meningkat dibandingkan realisasi April 2022 sebesar 3,93 persen.
Realisasi inflasi Sumatera Barat (Sumbar), pada bulan Mei berada di urutan ke-1, tertinggi di Sumatera. Secara tahunan urutan ke-2 tertinggi di Sumatera setelah Provinsi Bangka Belitung.
Demikian dikatakan oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi melansir Covesia.com--jaringan Suara.com, Sabtu (2/7/2022).
"Kita mendorong peningkatan sinergitas yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sebagai kunci dalam pengendalian inflasi," katanya.
Baca Juga:Kabupaten Natuna Resmi Punya Perda Program Sekolah Penggerak
Kenaikan inflasi disumbang oleh kenaikan tarif angkutan udara, harga daging ayam ras dan telur ayam ras, ikan gambolo/ikan aso aso, bawang merah dan daging sapi.
Untuk itu, kata Mahyeldi, kenaikan inflasi menjadi tantangan yang luar biasa bagi tim pengendalian inflasi dalam masa pemulihan ekonomi pasca covid 19.
Selain itu, juga pengaruh ekonomi global yang memberikan andil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia secara keseluruhan, termasuk Sumatera Barat terutama di sektor perdagangan.
"Untuk itu kita juga harus mendorong adaptasi dalam inovasi pada bidang teknologi, untuk mengoptimalkan pelaksanaan 4K dan sekaligus memangkas mata rantai dari petani hingga konsumen," katanya.
Baca Juga:Pemkot Bandung Terus Tambah RTH