SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mendorong seni bela diri tradisional silek terus dilestarikan. Menurutnya, tanpa silek identitas Minangkabau menjadi tidak lengkap.
"Salah satu ciri dan identitas Minangkabau adalah silek. Jika itu punah, maka identitas Minangkabau itu menjadi kurang lengkap," kata Mahyeldi saat menghadiri Festival Batajau Silek Tuo di Nagari Sungai Sariak, Padang Pariaman, Minggu (19/9/2021).
Selain sebagai pagar diri dan pagar nagari, silek menurutnya adalah salah satu piranti untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mental orang Minang sehingga tidak gagap ketika turun ke "gelanggang ramai".
"Bekal ini pula, selain bekal ilmu dan agama yang membuat tokoh-tokoh Minang bisa disegani di tingkat nasional atau internasional," katanya.
Baca Juga:Terminal Anak Aia Padang Segera Beroperasi, Ujicoba 1 Oktober 2021
Mahyeldi mengatakan, pemerintah daerah harus mengambil peran untuk membantu tuo-tuo silek agar bisa fokus untuk menurunkan ilmu pada akan dan kemenakannya.
"Data kembali tuo-tuo silek dan sasaran yang ada dan berikan pembinaan agar silek tetap lestari di bumi Minangkabau," katanya.
Ia mengapresiasi kegiatan festival yang mengambil tema silek tuo tersebut sebagai salah satu upaya untuk memperkenalkan dan mengajak generasi muda untuk belajar khasanah budaya Minang tersebut.
Festival Batajau Silek diikuti 15 sasaran silek Padang Pariaman dan dihadiri oleh belasan tuo-tuo silek.
Festival tersebut digelar untuk mengantisipasi kurangnya minat anak kemenakan di Minangkabau mempelajari seni beladiri tradisional silek tuo.
Baca Juga:Heboh Perempuan Tak Berhijab Joget TikTok di Kawasan Masjid Raya Sumbar, Netizen Murka