Studi Terbaru, Kematian Ibu dan Bayi Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Studi tersebut juga melaporkan bahwa gejala depresi meningkat. Tingkat kecemasan ibu juga lebih tinggi.

Riki Chandra
Sabtu, 03 April 2021 | 10:15 WIB
Studi Terbaru, Kematian Ibu dan Bayi Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Ilustrasi melahirkan.[Pexels/Rene Asmussen]

SuaraSumbar.id - Kematian ibu dan bayi diklaim meningkat cukup signifikan selama masa pandemi Covid-19. Hal ini diungkap oleh studi global baru yang telah diterbitkan pada jurnal Lancet.

Melansir dari CNN International, studi itu menemukan bahwa bayi lahir mati dan kematian ibu meningkat hampir sepertiganya selama pandemi. Studi ini dikumpulkan dari 40 penelitian yang mencakup 17 negara.

Selama pandemi, ada peningkatan hampir enam kali lipat kehamilan ektopik (ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim). Kehamilan ektopik yang tidak diobati dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa.

Para peneliti dari St George's University of London menetapkan bahwa banyak dari masalah ini mungkin berasal dari kurangnya akses ke perawatan medis selama pandemi. Rumah sakit dipenuhi dengan pasien Covid-19 dan beberapa perempuan mungkin enggan pergi ke dokter karena khawatir mereka akan terpapar Covid-19.

Baca Juga:Pandemi Bikin Sulit Akses RS, Pencegahan Orang Bersiko TB Jadi Kunci

Studi tersebut juga melaporkan bahwa gejala depresi meningkat. Tingkat kecemasan ibu juga lebih tinggi.

Studi ini tidak menemukan perubahan nyata pada jumlah orang yang melaporkan komplikasi terkait kehamilan lainnya seperti tekanan darah tinggi atau diabetes gestasional. Pandemi juga tampaknya tidak mengubah jumlah operasi caesar yang dilakukan atau tingkat kehamilan yang mengharuskan dokter untuk menginduksi.

Namun, pandemi tersebut memiliki dampak negatif yang signifikan pada ibu dan anak terutama yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

"Jelas dari penelitian kami dan penelitian lainnya bahwa gangguan yang disebabkan oleh pandemi telah menyebabkan kematian ibu dan bayi yang dapat dihindari, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata penulis utama Dr. Asma Khalil, seorang profesor kebidanan di Universitas St. George's London.

"Kami mendesak pembuat kebijakan dan pemimpin perawatan kesehatan untuk memprioritaskan perawatan maternitas yang aman, dapat diakses, dan adil," imbuhnya. (Suara.com)

Baca Juga:Menaker : Pandemi harus Jadi Momentum untuk Hadirkan SDM Tangguh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak