SuaraSumbar.id - Seorang pria bernama Gui Junmin mengawetkan mayat istri di dalam tangki nitrogen cair berisi sekitar 2 ribu liter.
Peristiwa itu terjadi di China. Gui mengawetkan mayat istrinya karena berharap istrinya kelak bisa dihidupkan kembali.
Menyadur Mothership Jumat (22/1/2021), istri Gui, Zhan Wenlian meninggal di usia 49 tahun karena kanker paru-paru pada awal tahun 2017.
Ketika kondisi Zhan berada dalam titik terendah, Gui menemukan metode kriogenik, yaitu menggunakan suhu rendah untuk pengawetan tubuh manusia. Ia kemudian berencana melakukan hal itu pada istrinya.
Baca Juga:Waspada Varian Baru Virus Corona, Beijing Lakukan Tes Covid-19 Massal
Gui lantas melakukan penelitian dan berdiskusi tentang teknologi itu dengan ahli medis. Setelah yakin, ia kemudian bertanya pada istrinya apakah bersedia atau tidak.
Sayangnya saat itu, kanker sudah menyebar ke otak Zhan dan dia tak bisa mengekspresikan diri atau sekedar menggerakkan otot wajah.
Gui memberi pilihan sederhana pada sang istri, yaitu remas tangannya jika setuju menjalani pengawetan kriogenik.
"Tentu saja dia setuju. Kalau tidak, untuk apa dia meremas tanganku," ungkap Gui pada koran lokal. Gui juga memberi tahu Zhan bahwa "kamu hanya harus tidur sebentar."
Jantung Zhan dinyatakan berhenti berdetak pada tanggal 8 Mei 2017. Dia segera menjalani operasi selama 55 jam di Institut Penelitian Ilmu Hayati Yinfeng Shandong untuk membekukan tubuhnya.
Baca Juga:Berharap Hidup Kembali, Suami Simpan Jenazah Istri di Tangki Nitrogen Cair
Sebelum ditempatkan di tangki kriogenik untuk diawetkan selama 50 tahun, Gui melihat istrinya untuk terakhir kali. Dia tampak seperti sedang tidur.
Tangki cyrogenic diisi dengan 2.000 liter nitrogen cair dan disimpan pada suhu -196° C. Zhan bukanlah satu-satunya orang yang diawetkan melalui kriogenik di Yinfeng Life Science Research Institute.
Hingga saat ini, sudah ada 10 orang, dengan rentang usia 13 hingga 72 tahun yang dibekukan di institut tersebut.