Saat itu, omzet usaha rendangnya baru berkisar Rp 15 juta per bulan. Lama kelamaan, omzetnya tembus hingga Rp 85 juta sebulan.
"Sekarang lumayan stabil. Tapi kan harga bahan pokok pembuatan rendangnya yang naik. Ini pengaruh pandemi yang saya rasakan," kata Ketua Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Kabupaten Solok itu.
Rendang Hj Fatimah mengutamakan resep dari rempah-rempah tanpa pengawet dan penyedap rasa. Sedangkan bahan baku utama daging, daging sapi padat (tanpa lemak) tetap menjadi pilihan.
Selain itu, produksi rendang Silvi sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan mengantongi sertifikasi halal.
Baca Juga:Sopir Truk Tersangka, Ini Kronologi Tabrakan Beruntun di Lembah Anai
Di tengah pandemi Covid-19 ini, produksi rendang Silvi masih dalam kisaran 25 kilogram per pekan. Biasanya, bisa tembus 50 kilogram per pekannya. Harganya pun bervariasi sesuai dengan besaran kemasan dan isi rendang itu sendiri.
![Produk olahan Rendang Hj Fatimah dengan beragam berat dan kemasan. [Suara/Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/31/20071-produk-rendang.jpg)
Rendang isi 300 gram dijual seharga Rp 100 ribu. Sedangkan isi 600 gram dibandrol senilai Rp 175 ribu dan untuk 1.000 gram Rp 320 ribu. “Rendang kami sudah pakai packing kaleng berstandar pangan nasional, dijamin awet dan tahan lama," katanya.
Selain di sekitar Sumbar, rendang Silvi telah memiliki banyak pelanggan tetap yang tersebar di hampir tiap kota Indonesia. Mulai dari Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Bangka Belitung, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Papua. Sebelum pandemi bahkan rata-rata jemaah umrah dari Solok memesan rendang Hj Fatimah.
Pelanggan di luar Sumbar itu mayoritas didapatkan Silvi melalui interaksi lewat media sosial Facebook, Twitter dan Instagram. "Paling mendominasi dari luar Sumbar. Pesanan lokal paling baru sekitar 5 tahunan ini, saya sudah jualan 9 tahun," katanya.
Dia menyadari, menggeluti bisnis berbasis online, jelas membutuhkan jasa ekspedisi pengantar pesanan pelanggan yang tidak bertele-tele. Apalagi, pemesan kadang bersikap nyinyir menanyakan pesanannnya.
Baca Juga:Jelang Tutup Tahun Anggaran PEN Baru Cair 72,3 Persen
"Kalau urusan kirim mengirim rendang ke semua kota di Indonesia, saya setia dengan JNE. Ini sudah langganan sejak awal-awal mengirim rendang ke luar daerah," katanya.