SuaraSumbar.id - Penghujung tahun 2020 menjadi hari-hari kelamnya Habib Rizieq Shihab. Setelah tersangka kerumunan Petamburan dan Megamendung hingga dipenjara, hakim mencabut Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus chat mesumnya dengan Firza Husein.
Hari ini, giliran ormas besutannya Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan pemerintah. Pelarangan aktivitas FPI diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.
Jika FPI tetap nekat beraktivitas, Mahfud MD menegaskan pemerintah akan menghentikan kegiatan FPI.
"Karena FPI tidak lagi mempunyai legal standing baik sebagai ormas maupun sebagai organisasi biasa," kata Mahfud dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenkopolhukam, Rabu (30/12/2020).
Baca Juga:FPI Dibubarkan, Fadli Zon: Ini Pembunuhan Terhadap Demokrasi!
Hal itu berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 82 tahun 2013 yang ditandatangani pada 23 Desember 2014.
Menurut Mahfud, secara de jure FPI sudah bubar sebagai organisasi kemasyarakatan sejak 20 Juni 2019. Namun, FPI dinilai tetap melakukan kegiatan yang melanggar ketertiban dan keamanan yang bertentangan dengan hukum. Misalnya melakukan kekerasan, sweeping atau razia secara spihak, provokasi dan sebagainya.
Mahfud juga mengatakan FPI tidak lagi melakukan perpanjangan surat keterangan terdaftar (SKT) kepada negara per Juni 2019.
Pengumuman tersebut disampaikan Mahfud usai melakukan rapat bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, Kepala BIN Budi Gunawan, Menkominfo Johnny G. Plate, Kepala BNPT Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Baca Juga:Fakta-fakta Pemerintah Bubarkan dan Larang Aktivitas FPI