Tsunami Covid-19 di Los Angeles, 2 Orang Tewas Tiap Jam

LA juga telah memesan kantung mayat untuk mencegah kematian pasien Covid-19 yang membeludak.

Riki Chandra
Minggu, 27 Desember 2020 | 15:50 WIB
Tsunami Covid-19 di Los Angeles, 2 Orang Tewas Tiap Jam
Ilustrasi Covid-19 (Elements Envato)

SuaraSumbar.id - Jelang liburan Tahun Baru 2021, wilayah Los Angeles, Amerika Serikat dilandai tsunami Covid-19. Setidaknya, 2 orang pasien positif corona tewas dalam waktu 2 jam.

Saat ini, Los Angeles menjadi pusat pandemi virus corona yang tak terkendali di Amerika Serikat. Bahkan, wali kota setempat memperingatkan Covid-19 akan menghancurkan perekonomian Los Angeles.

Tsunami Covid-19 menimbulkan lonjakan pasien corona di rumah sakit Los Angeles. Bahkan, rumah sakit dihadapkan dengan kenyataan berhari-hati melindungi dokter Covid-19. Sebab, jumlah dokter semakin terbatas.

"Apakah kita perlu mulai merekam orang yang sekarat?” kata Marcia Santini, seorang perawat di pusat medis University of California, Los Angeles (UCLA).

Baca Juga:Akun Facebook Gubernur Sumbar Dipalsukan, Irwan Prayitno Bilang Begini

Tsunami Covid-19 ini juga membuat rumah sakit mendirikan tenda-tenda darurat untuk mencegah penambahan pasien corona pasca liburan Tahun Baru 2021.

Bahkan, LA juga telah memesan kantung mayat untuk mencegah kematian pasien Covid-19 yang membeludak.

Pejabat di wilayah LA memperkirakan satu dari 95 penduduk saat ini terinfeksi Covid-19. Paling tidak, ada dua penduduk meninggal karena Covid-19 setiap jamnya.

Lebih dari 6.000 pasien corona berada di rumah sakit, dan unit perawatan intensif (ICU) yang sudah terisi penuh.

LA sekarang melaporkan rata-rata lebih dari 14.700 kasus Covid-19 setiap hari. Menurut data LA Times, jumlah ini meningkat 78 persen dari dua minggu lalu.

Baca Juga:Catat! Ini 6 Syarat Sekolah di Sumbar Bisa Buka Sekolah 2021

Sebanyak 700 orang dirawat di rumah sakit setiap hari. Pejabat setempat pun memprediksi di Januari 2021, ada 1.400 orang terinfeksi Covid-19 setiap hari.

“Kami telah beralih dari gelombang menjadi tsunami virus yang terjadi di sini di Los Angeles,” kata Dr Robert Kim-Farley, seorang ahli epidemiologi medis di UCLA.
(theguardian/Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak