Riki Chandra
Jum'at, 26 Desember 2025 | 14:15 WIB
Ilustrasi cuaca. [Dok. Freepik]
Baca 10 detik
  • Operasi modifikasi cuaca menekan hujan di wilayah terdampak Sumatera.

  • BNPB catat penurunan hari hujan selama sebulan terakhir.

  • Ratusan ribu warga masih mengungsi akibat banjir longsor.

SuaraSumbar.id - Operasi modifikasi cuaca yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dinilai efektif menekan intensitas curah hujan di sejumlah wilayah Sumatera.

Upaya ini dilaksanakan sebagai respons atas bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), serta Sumatera Utara (Sumut), dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, operasi modifikasi cuaca telah berjalan hampir satu bulan dan menunjukkan hasil signifikan.

Penurunan intensitas hujan tercatat di tiga provinsi terdampak yang sebelumnya mengalami kondisi cuaca ekstrem.

“Jumlah hari tanpa hujan dalam sebulan terakhir tercatat lebih banyak dibandingkan hari dengan hujan,” kata Abdul Muhari, Jumat (26/12/2025).

Menurut BNPB, keberhasilan operasi modifikasi cuaca menjadi salah satu faktor penting dalam mengurangi potensi bencana lanjutan.

Meski demikian, hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di beberapa titik dan sempat memicu banjir susulan, salah satunya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

BNPB menilai kondisi tersebut wajar mengingat dinamika cuaca di Sumatera masih sangat tinggi. Wilayah ini saat ini berada pada fase puncak musim hujan sehingga potensi hujan lebat masih dapat terjadi sewaktu-waktu meski operasi modifikasi cuaca terus dilakukan.

Abdul memastikan, tim gabungan dari BNPB, BMKG, dan TNI tetap melanjutkan langkah pengendalian hujan melalui skema operasi modifikasi cuaca. Upaya ini ditujukan untuk menekan risiko bencana lanjutan sekaligus mendukung proses penanganan dan pemulihan pascabencana di wilayah terdampak.

“Berdasarkan informasi yang kami terima hingga hari ini, tidak terdapat tambahan korban maupun dampak baru di luar kejadian banjir dan longsor yang terjadi sekitar satu bulan lalu,” katanya.

BNPB juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama dan gotong royong berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, relawan, organisasi kemasyarakatan, hingga masyarakat yang terlibat aktif dalam penanganan bencana.

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi BNPB hingga Kamis sore, bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menyebabkan 489.864 jiwa mengungsi di berbagai titik pengungsian.

Sementara itu, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 1.135 orang, bertambah enam orang dari data sebelumnya. Korban hilang dalam pencarian sebanyak 173 orang atau berkurang satu orang.

Rinciannya, di Aceh tercatat 503 orang meninggal dunia, 31 orang hilang, dan 466.667 jiwa mengungsi. Sumatera Utara mencatat 371 korban meninggal, 70 orang hilang, dan 13.262 pengungsi.

Adapun di Sumbar, korban meninggal dunia mencapai 261 orang, 62 orang hilang, serta 9.935 jiwa mengungsi. BNPB menegaskan operasi modifikasi cuaca akan terus menjadi bagian penting mitigasi bencana hidrometeorologi di Sumatera. (Antara)

Load More