Riki Chandra
Jum'at, 14 November 2025 | 13:52 WIB
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, saat ikut panen perdana replanting sawit di Kabupaten Agam. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  •  Panen perdana sawit Agam tandai hasil program replanting Sumbar.

  • BPDPKS tingkatkan dukungan dana peremajaan sawit rakyat sejak 2018.

  • Kolaborasi pemerintah, koperasi, perusahaan dorong keberhasilan petani sawit.

SuaraSumbar.id - Program replanting sawit di Sumatera Barat (Sumbar) mulai berdampak baik bagi petani. Kebun sawit yang diremajakan dalam skema peremajaan sawit rakyat dalam empat tahun terakhir, akhirnya memasuki masa panen perdana.

Panen perdana tersebut berlangsung di lahan plasma Koperasi Perkebunan Sawit (KPS) Tompek Tapian Kandis, Kabupaten Agam, Kamis (13/11/2025). Keberhasilan ini sekaligus menjadi bukti pelaksanaan replanting sawit Sumbar yang terus didorong pemerintah sejak beberapa tahun terakhir.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, mengapresiasi para petani dan seluruh pihak yang terlibat dalam program tersebut. Ia menegaskan bahwa replanting sawit Sumbar merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas perkebunan di tingkat masyarakat.

“Program replanting di Sumbar sudah berjalan sejak tahun 2018. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat dengan dukungan pendanaan dari BPDPKS,” ujar Mahyeldi.

Ia menjelaskan bahwa program ini telah memfasilitasi peremajaan sawit rakyat seluas 14.919 hektare. Pendanaan berasal dari hibah BPDPKS, di mana nilai bantuan terus naik dari tahun ke tahun.

“Pada 2018–2021 bantuan sebesar Rp 25 juta per hektare, naik menjadi Rp30 juta di 2022–2024, dan tahun 2025 ini meningkat lagi menjadi Rp60 juta per hektare,” ungkapnya.

Sejak 2018, total dana bantuan BPDPKS yang tersalurkan untuk replanting sawit di Sumbar mencapai sekitar Rp463 miliar. Untuk KPS Tompek Tapian Kandis saja, bantuan diberikan dua tahap: 143,75 hektare pada 2020 dan 145,30 hektare pada 2022, dengan nilai sekitar Rp7,95 miliar.

Menurut Mahyeldi, keberhasilan KPS Tompek Tapian Kandis menjadi bukti bahwa program replanting sawit mampu menjaga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani bila dikelola dengan baik.

Target replanting 2025 di Sumbar mencapai 5.400 hektare, tersebar di tujuh kabupaten termasuk Dharmasraya, Sijunjung, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman, dan Pasaman Barat.

Bupati Agam Benni Warlis menilai panen perdana ini sebagai bukti nyata kolaborasi seluruh pihak.

“Inilah bukti bahwa kolaborasi dapat menghasilkan perubahan. Program ini bukan hanya soal peningkatan produksi, tapi juga tentang keberlanjutan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari Manager PT AMP Plantation, Mr. Low Kim Seng.
“Kami siap mendukung program replanting, baik di area perusahaan maupun di lahan plasma milik masyarakat,” ucapnya.

Keberhasilan panen perdana ini diharapkan menjadi pemicu percepatan perkebunan kelapa sawit rakyat di berbagai daerah, terutama bagi petani Agam, sekaligus memperkuat komitmen Sumbar dalam menjalankan replanting sawit Sumbar di tahun-tahun mendatang.

Load More