-
Air hujan mengandung mikroplastik dapat menembus kulit dan merusak.
-
Mikroplastik sebabkan peradangan, penuaan dini, dan gangguan regenerasi kulit.
-
Risiko meningkat pada penderita autoimun, diabetes, dan kulit sensitif.
SuaraSumbar.id - Fenomena air hujan yang mengandung mikroplastik kini menjadi perhatian serius para ahli kesehatan.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), paparan air hujan tercemar mikroplastik tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan kulit manusia.
Anggota Perdoski, dr. Arini Astasari Widodo, Sp.DVE, menjelaskan bahwa kulit sebenarnya memiliki lapisan pelindung alami bernama stratum corneum.
Namun, lapisan ini bisa melemah ketika kulit dalam kondisi kering, luka, terbakar matahari, atau menderita penyakit kulit kronis seperti dermatitis atopik.
“Dalam kondisi tersebut, partikel mikroplastik dari air hujan dapat menembus lebih dalam dan memicu reaksi biologis pada kulit,” kata Arini.
Berikut dampak buruknya:
1. Menembus Lapisan Kulit dan Memicu Peradangan
Penelitian menunjukkan bahwa nanoplastik berukuran di bawah 100 nanometer dapat menembus lapisan epidermis hingga mencapai dermis superfisial. Di sana, partikel mikroplastik dapat berinteraksi dengan sel imun seperti makrofag dan limfosit.
Proses ini memicu peradangan kronik ringan yang dalam jangka panjang bisa mempercepat penuaan kulit dan menimbulkan hiperpigmentasi.
2. Mempercepat Penuaan Kulit
Reaksi inflamasi akibat mikroplastik dapat merusak jaringan kolagen dan elastin. Arini menjelaskan bahwa paparan berulang menyebabkan stres oksidatif pada kulit, yang berujung pada keriput dini dan penurunan elastisitas kulit. Dampaknya mirip dengan efek paparan sinar UV yang berkepanjangan.
3. Merusak DNA Sel Kulit
Beberapa polimer plastik mampu melepaskan Reactive Oxygen Species (ROS) ketika terkena sinar UV. Zat ini dapat memperburuk kerusakan DNA pada sel kulit, meningkatkan risiko peradangan dan gangguan regenerasi jaringan.
4. Menghambat Penyembuhan Luka
Bagi penderita penyakit seperti diabetes melitus, autoimun, atau gangguan imun lain, mikroplastik dalam air hujan dapat memperparah proses inflamasi. Arini menjelaskan bahwa pada pasien dengan diabetes, kemampuan regenerasi kulit menurun, sehingga luka menjadi lebih lama sembuh.
Berita Terkait
-
Stop Iritasi! Brand Skincare Korea Berbasis Sains Ini Teruji Kuat Melawan Polusi dan Kelembapan
-
5 Moisturizer Terbaik untuk Kulit Kusam Agar Wajah Glowing Maksimal
-
5 Hydrating Toner untuk Melembapkan Kulit bagi Ibu Rumah Tangga
-
5 Rekomendasi Body Lotion Mengandung Anti UV Buat Ojol, Usir Lengan Belang Karena Sinar Matahari
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Jalur Padang-Bukittinggi via Lembah Anai Resmi Dibuka Terbatas, Ini Kata Menteri PU
-
Percepat Relokasi Korban Bencana Sumbar, Mensesneg Perintah Gubernur Pakai Lahan Negara dan BUMN!
-
Pasaman Barat Perpanpang Masa Tanggap Darurat, Akses Terputus Jadi Tantangan Serius
-
Penumpang Bandara Internasional Minangkabau Diprediksi Menurun Saat Libur Nataru 2026, Ini Alasannya
-
Marandang untuk Sumatera, Gerakan TP PKK Sumbar Bantu Korban Bencana hingga Aceh